CewekBanget.ID - Belakangan ini lagi ramai tentang film dokumenter Netflix berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal.
In The Name of God: A Holy Betrayal menceritakan tentang empat pemimpin sekte sesat di Korea Selatan yang masing-masing punya caranya tersendiri untuk membuat pengikutnya sengsara.
Namun yang jadi pertanyaan, apa sebenarnya alasan orang ikut sekte sesat, ya?
Simak penjelasannya dari terapis yang menangani mantan para pengikut sekte sesat, Rachel Bernstein seperti dilansir dari Insider!
Lagi dalam keadaan rapuh
Buat kita yang lagi dalam keadaan rapuh, baik secara fisik, mental, dan psikologis, sebaiknya hati-hati sama sekte sesat, ya.
Ketika kita rapuh, biasanya kita menurunkan penjagaan dan enggak terlalu skeptis dengan apa yang terjadi.
Makanya kita enggak bakalan banyak bertanya ketika pengikut sekte sesat mendekati kita, nih.
Makin terpuruk keadaan kita, makin rapuh kita, dan makin besar kemungkinannya terjerumus ke sekte sesat, karena pengin mendapatkan pencerahan yang mungkin enggak bisa kita dapatkan dari lingkungan kita.
Pengin membuat diri lebih baik
Biasanya sekte-sekte sesat mempromosikan diri sebagai organisasi yang bisa membuat diri lebih baik, entah itu dengan cara seks atau dengan cara membuat semuanya yang kita inginkan menjadi nyata walaupun dengan cara yang ilegal.
Makanya enggak mengherankan kalau orang-orang yang sangat butuh membuat dirinya lebih baik tertarik dengan ajaran sekte sesat.
Walaupun memang sulit mengeneralisasi, tetapi biasanya orang-orang yang ikut sekte sesat punya luka dalam, trauma masa kecil yang pengin dilupakannya supaya bisa lebih sukses dan berkembang dalam hidup.
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR