Ia menuliskan kalau momen ini seperti mengingatkannya lagi pada perjuangan Eril untuk bisa menyelesaikan studinya.
"Ini juga bawa aku ke masa lalu saat kamu selalu minta aku buat nemenin kamu skripsi.
Kamu bilang, 'Pokoknya gausah nanya skripsi aku udah sampai mana pasti kamu juga ga ngerti, temenin aja biar aku semangat.'
Dan saat itu, enggak lama sebelum kamu pergi ninggalin aku, kamu bikang, 'Aku minta maaf ya bi, aku belum bisa lulus tepat waktu dan kerja kaya temen-temen aku, temenin aku terus ya,'" tulisnya.
Enggak bisa membawa kado yang sebelumnya diharapkan oleh Eril, Nabila Ishma kalau dirinya akan selalu mendoakannya sebagai pengganti kado darinya.
"Kayak yang aku bilang ke kamu, aku bangga dengan semua yang kamu lakukan, saat itu sukses atau gagal karena aku tau kamu selalu melakukan yang terbaik yang kamu bisa di setiap apa yang kamu kerjakan," tulisnya lagi.
Baca Juga: Ikhlas, Momen Terakhir Nabila Ishma dan Mending Eril di Liang Lahat
(*)
Nicholas Galitzine Ibaratkan Popularitasnya Seperti Daging Potong di Pasar
Penulis | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
Editor | : | Septi Nugrahaini Rahmawati |
KOMENTAR