Baca Juga: Naevis Karakter AI dari Konsep Lagu aespa Akan Debut Jadi Solois
Pengajar dan guru
Mungkin kita berpikir kalau pengajar dan guru gampang digantikan pekerjaannya oleh AI, karena tugasnya cuma memberi ilmu pengetahuan.
Namun sebenarnya pengajar dan guru enggak cuma mengajarkan tentang ilmu eksak, tapi juga ilmu sosial dan memberikan konsep dasar kehidupan yang bisa kita pakai untuk kehidupan di masa depan.
Selain itu, pengajar dan guru harus juga mengerti seseorang secara emosional yang bakal sulit dilakukan oleh teknologi.
Tokoh agama
Agama termasuk salah satu hal dasar manusia dalam hidup.
Jadi enggak masuk akal kalau tokoh agama dipimpin oleh teknologi AI, nih.
Entah itu seorang ustaz, romo, pendeta, atau pandita, semuanya punya peran penting dalam masyarakat untuk memberikan dukungan emosional dan spiritual.
Perlu diingat juga kalau spiritual sifatnya intim, sehingga hanya bisa dimengerti sesama manusia.
Manajer, direktur, CEO
Kalau semua pekerjaan di atas bukan hal yang bisa kita lakukan, pekerjaan kita tetap enggak bisa diganti dengan AI kalau sudah sampai di tingkat kepemimpinan tertentu, kok.
Manajer, direktur, dan CEO punya satu kesamaan, yaitu kemampuan kepemimpinan yang enggak bakalan bisa digantikan dengan AI.
Kepemimpinan harus dbarengi dengan pengetahuan tentang bidang yang dikuasai dan kekuatan untuk membimbing bawahannya biar sesuai dengan visi misi perusahaan.
Nah, kemimpinan ini enggak bakalan bisa dibuat dengan teknologi AI, deh.
Baca Juga: Bangun Karier di Bidang Teknologi dan Digital Bersama Practicum, #6eYourSelf!
(*)
Source | : | sensoriumxr |
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Marcella Oktania |
KOMENTAR