Bullying merupakan fenomena yang sering terjadi di lingkungan sekitar kita. Salah satunya adalah verbal bullying dalam bentuk name calling. Berangkat dari fenomena ini, Coca Cola membuat kampanye #RayakanNamamu. Berikut 7 fakta di balik gerakan #RayakanNamamu oleh Coca Cola dalam melawan verbal bullying ini.
(Baca juga: Ada 70 Nama Indonesia di Kemasan Coca Cola, Lho)
Name Calling
Name calling yaitu memanggil seseorang dengan nama julukan yang terkesan meledek, merendehkan, dan mengejek. Hal ini tentunya termasuk ke dalam verbal bullying. Misalnya, memanggil seseorang dengan sebutan kribo, pendek, gendut, dll. Berdasarkan hasil penelitian, setiap tahunnya ada 3.5 juta korban bullying, dan sebagian besarnya berasal dari name calling ini.
Tanda Akrab
Menurut psikolog Liza Marielly Djaprie, name calling umumnya berawal dari lucu-lucuan, dan seringkali dianggap sebagai tanda keakraban. "Tanpa disadari, panggilan itu seringkali menonjolkan kekurangan fisik seseorang, sehingga hal itu bisa membuat seseorang menjadi enggak pede," jelas Liza.
Menginspirasi
Berangkat dari fakta banyaknya kasus name calling ini, Coca Cola mengadakan gerakan #RayakanNamamu yang mengajak kita untuk bangga dan menghargai nama sendiri. Kampanye ini merupakan kelanjutan dari Share a Coke yang sudah digalakkan sejak tahun 2015. Untuk itu, Coca Cola bekerjasama dengan Katyana Wardhana selaku pendiri dari komunitas anti bullying, Sudah Dong.
(Baca juga: Bentuk Kekerasan dan Bullying Masa Orientasi Siswa di Indonesia)
Nama Itu Doa
Giring, vokalis Nidji, juga bercerita tentang pentingnya memanggil seseorang dengan nama yang sebenarnya. Waktu kecil dulu, dia juga pernah mengalami name calling dengan dipanggil 'giring bola'. "Orangtua saya mengingatkan nama saya artinya apa. nama itu titipan orangtua, sehingga kita harus bangga dengan nama kita. Nama itu juga mengingatkan kita bahwa kita dimiliki oleh seseorang, yaitu keluarga," cerita Giring.
Nama Itu Harapan
Penyanyi Tulus juga sempat mengalami name calling. Waktu kecil dulu, dia dipanggil Gajah, Kerbau, Beruang, dan lainnya. bahkan pengalaman dipanggil Gajah menginspirasi Tulus membuat sebuah lagu yang kemudian menjadi judul album keduanya, Gajah. "Nama itu harapan dari orangtua sehingga kita harus bangga dan menghargainya. Jika ada orang yang enggak menghargai nama itu, berarti kita enggak usah menghargai orang tersebut," ungkap Tulus tegas.
Rayakan Namamu
Untuk mengangkat kampanye ini, Coca Cola membuat sebuah film pendek yang menceritakan pengalaman tiga orang tentang name calling yang mereka rasakan. Di film ini diceritakan bahwa panggilan tersebut bisa membuat mereka enggak pede, dan efeknya masih terasa sampai sekarang. Lewat kampanye ini, Coca Cola mengajak kita untuk berhenti melakukan name calling, dan mulai memanggil teman dengan namanya yang sebenarnya.
(Baca juga: Fakta Ilmiah dan Dampak Kekerasan Bullying Pada Manusia)
Bisa Ikut Berpartisipasi
Kita juga bisa ikut berpartisipasi dalam kampanya #RayakanNamamu ini. salah satu caranya dengan membuat avatar menggunakan Twibbon bertuliskan 'I Stand Against Name Calling' di akun sosmed milik kita. Tulisan ini membuktikan bahwa kita turut serta dalam usaha menghentikan tindakan bullying. Twibbon ini bisa didapat di website CokeURL.com/RayakanNamamu.
(foto: cocacola.co.id, ifunny.co, youtube.com)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR