Belum lama ini, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai kandungan klorin dapat menggangu kesehatan organ intim wanita. YLKI pun merilis hasil penelitian terhadap 9 pembalut dan 7 pantyliner. Semua sampel yang diuji mengandung klorin dengan kadar yang berbeda-beda.
Sementara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, pembalut wanita yang mengandung klorin sejauh ini aman digunakan. Pembalut wanita maupun pantyliner yang beredar di Indonesia, telah melewati proses uji laboratorium dan mendapat izin edar.
Baca juga: 5 Aplikasi Terbaik untuk Mencatat Jadwal Menstruasi
Kandungan klorin aman
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang mengatakan, pemakaian klorin pun tidak diatur dalam standar Internasional karena aman digunakan.
"Ambang batas untuk klorin itu tidak dicantumkan di persyaratan internasional. Jadi, itu yang memenuhi syarat dengan ambang batas lemah. Kalau klorin dimakan baru khawatir," kata Linda di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Uji pembalut rutin dilakukan
Linda menjelaskan, uji sampel pembalut juga rutin dilakukan, seperti tes daya serap dan kandungan zat di dalamnya, termasuk klorin. Klorin merupakan bahan yang biasa digunakan sebagai pemutih, seperti kertas.
Menurut Linda, klorin memang bersifat sebagai racun jika dimakan. "Klorin itu yang tidak boleh, dikandung dalam makanan. Jadi, nanti akan kami klarifikasi sama YLKI kalau itu peraturan makanan, ya memang enggak boleh. Dalam SNI tidak tercantum (standar klorin), di Food and Drugs Administration (FDA) juga tidak," tegas Linda.
Masyarakat diminta untuk tidak resah dengan adanya penelitian mengenai kadar klorin pada pembalut. Linda mengatakan, semua pembalut yang telah mendapatkan izin edar, tentunya aman digunakan oleh masyarakat.
Kandungan yang berbahaya
"Yang tidak boleh itu mengandung dioxin dalam pembalut. Dioxin, dalam suhu panas bisa menguap, bisa masuk ke dalam tubuh," ujar Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Maura Linda Sitanggang di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
(foto: tumblr.com)
Dioxin disebut dapat memicu penyakit kanker serviks pada wanita. Namun, Linda sendiri tidak tahu pasti mengenai hubungan dioxin dengan kanker. Menurut dia, penyakit kanker serviks pun selama ini sebagian besar disebabkan oleh virus, bukan bahan kimia.
Untuk itu, pemakaian dioxin pada pembalut telah dilarang. Linda pun memastikan, semua pembalut yang memiliki izin edar di Indonesia bebas dioxin dan aman digunakan. Penggunaan klorin pada pembalut pun dinilai masih dalam batas aman.
Baca juga: Tips Supaya Area Miss V Enggak Berbau Dan Mudah Tembus Saat Menstruasi
(dian maharani/kompas.com, foto: Beirut.com)
Penulis | : | Natasha Erika |
Editor | : | Natasha Erika |
KOMENTAR