Rumah-rumah sakit di New Delhi, yang mengalami suhu udara hingga 45 derajat Celcius, kewalahan untuk menangani pasien sengatan matahari dan dehidrasi parah yang terus bertambah. Antrean panjang juga terjadi di luar Institur Ilmu Kedokteran India, salah satu rumah sakit pemerintah terbesar. Di sana terlihat para pasien mengantre sambil memegang botol air minum dan jus mangga.
"Rumah sakit tidak bisa menampung korban gelombang udara panas. Pasien mengeluhkan sakit kepala dan beberapa dari mereka sempat mengigau," kata Ajay Lekhi, presiden Asosiasi Dokter Delhi, seperti dilansir di Kompas.com.
Binatang ikut menderita
Di kuil Galtaji di kota Jaipur, negara bagian Rajashtan, sekelompok monyet ekor panjang tertangkap kamera tengah berenang di sebuah kolam keramat untuk mendinginkan tubuh mereka. Di beberapa lokasi lain, terlihat para turis memberikan air mineral yang mereka bawa untuk para monyet yang kepanasan dan kehausan.
Gelombang panas ini diakibatkan oleh tiupan angin kering dari Iran dan Afganistan. Bagian selatan India adalah wilayah yang terkena serangan panas paling parah. Negara bagian yang paling menderita akibat serangan panas adalah Andhra Pradesh. Para ahli memperkirakan gelombang panas akan berakhir pada akhir Mei sebelum musim hujan mengguyur wilayah timur dan selatan India.
(Baca juga: Global Warming Membuat Binatang Jadi Kerdil?)
(sumber: kompas.com, foto: dailymail.com, EPA/ABC News, telegraph.co.uk, cnn.com, storify.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR