Selain syarat administrasi kayak transkrip nilai dan TOEFL, para pelamar beasiswa sering banget diminta untuk menuliskan esai motivasi kuliah dan rencana kontribusi untuk masyarakat. Esai ini adalah penentu penting apakah kita diterima atau enggak. Bahkan, ada kampus yang cuma ngeliat esainya, tanpa ada wawancara.
"Ada jutaan pelamar yang IPK-nya 3 dan TOEFL atau IELTS-nya tinggi. Nah, yang membedakan mereka adalah esainya," ucap Indy Hardono, Koordinator Tim Scholarship Naffic Neso.
Nah, biar esai kita diperhitungkan, jangan sampai 6 hal ini kita lakukan yah. Ini dia 6 kesalahan umum membuat esai lamaran beasiswa kuliah.
Baca juga: Pengen Kuliah di Luar Negeri? Ini 10 Kota Paling Ramah Pelajar Tahun 2016
1. Enggak ada perkenalan diri
Terlalu semangat sama kuliah, enggak jarang juga ada pelamar yang jadi lupa menceritakan pengalaman dirinya. Padahal itu penting! Ceritakan siapa diri kita, kegiatan apa yang kita lakukan dan di organisasi apa kita aktif terlibat, serta aksi-aksi yang sudah pernah kita lakukan. "Dari situ akan terlihat bagaimana personal development pelamar," papar Indy. Oya, tunjukin juga kalau pengalaman itu relevan dengan rencana kuliah.
2. Alasan berkuliah terlalu klise
Kita harus bisa menceritakan dengan jelas kenapa kita pengen kuliah di kampus tujuan, dari segi jurusan, universitas dan lokasi atau negaranya. Nah, beberapa pelamar ada yang kedapatan cuma ingin berkuliah sekedar karena ingin sekolah gratis atau tinggal di luar negeri. Dia enggak menjelaskan kenapa kampus itu yang dipilih, kesukaannya dengan pelajaran di jurusan yang ia pilih, dan sebagainya.
"Pelamar pesti tahu benar kenapa dia mesti kuliah lagi. Kenapa memilih jurusan dan apa tujuannya," kata Indy. Dari bagian ini, jadi ketahuan pelamar mana yang bener-bener pengen kuliah, dan pelamar yang kuliah cuma karena ikut-ikutan, atau cuma karena punya temen di negara atau kampus tujuan.
3. Cita-cita kurang jelas dan realistis
Ini berkaitan dengan apa yang ingin dilakukan pelamar selulusnya nanti. Enggak ada yang salah dengan punya cita-cita yang tinggi, asalkan kita tahu itu bisa terwujud dan kita tahu langkah-langkah apa yang perlu dilakukan untuk meraihnya.
"Cita-citanya enggak terkesan ngawang dan klise. Dia tahu benar apa yang mau dilakukannya secara spesifik," timpal Indy.
Yap, misalnya, jangan sekedar bilang kalau kita ingin jadi insinyur yang ingin mengharumkan nama bangsa, tetapi, tulislah kita nanti mau jadi insinyur yang bikin apa, permasalahan apa yang terjadi di lingkungan kita yang ingin kita bantu selesaikan.
Baca juga: Panduan Membuat Esai Beasiswa
4. Minim data dan fakta
Padahal, menyelipkan data dan fakta itu bisa jadi nilai tambah, lho. Misalnya, kuliah yang kita pilih adalah jurusan Teknologi Informasi, dan cita-cita yang kita tuliskan adalah ingin menjadi ahli TI yang membantu masyarakat untuk melek internet. Nah, menambahkan data presentase pengguna internet, nama-nama daerah yang belum terjamah internet, serta pembacaan kita tentang kondisi akses informasi di masa depan, itu bakal nunjukin kalau kita tahu banget kenapa tenaga ahli kayak kita bakal dibutuhkan. Pengetahuan tentang data juga senggaknya nunjukin kalau kita suka baca dan bener-bener perhatian sama isu tersebut.
5. Tulisan terlalu panjang
"Kita enggak mau baca novel," tegas Indy, karena itu, esai lamaran jarang ada yang dipatok mesti dari 500 kata. Tapi, banyak juga tuh, pelamar yang jadi kelepasan curhat panjang lebar kalau nulis tentang cita-citanya. Jadi, pastikan esaimu singkat dan padat. Oh iya, jangan abaikan struktur penulisannya, yah. Baca berulang-ulang kali, pastikan tulisannya sesuai yang kita mau dan tetap enak dibaca. Bahkan, A Fuadi, penulis Negeri 5 Menara yang emang langganan dapet beasiswa bisa membaca esainya berulang-ulang kali selama sebulan sebelum mengirimkannya.
6. Bahasa Inggris belepotan
Kalau esai yang diminta adalah bahasa Inggris, ya tulislah dengan bahasa Inggris dengan baik dan benar. Triknya, kita bisa mulai dengan tulis dalam bahasa Indonesia lalu pelan-pelan diterjemahkan. Jangan ragu juga untuk minta bantuan temen yang lebih jago untuk menerjemahkan. Pokoknya, jangan copy-paste. "Soalnya banyak juga, tuh, yang copy paste. Kelihatan jomplangnya. Misal, TOEFL-nya enggak begitu tinggi, tapi kok, esainya bagus banget bahasa Inggrisnya," cerocos Indy.
Sekarang udah tahu kan, kunci-kuncinya, girls. Selamat mempersiapkan diri!
Baca juga: Cari Beasiswa Kuliah di Korea
(sumber: kiram/hai-online.com, foto: tumblr.com)
Penulis | : | Natasha Erika |
Editor | : | Natasha Erika |
KOMENTAR