Ike mendekat untuk melihat tulisan di meja Fahri. Betapa terkejutnya Ike melihat selain tulisan 'tukang eksis', masih ada tulisan-tulisan lain seperti 'big mouth', 'stinky mouth', 'sok tahu', 'banci tampil' dan yang paling jelas menyerang Fahri adalah tulisan yang berbunyi, 'Fahri, for OSIS President is a joke'.
Ike yang memang jeli dan hafal dengan tulisan tangan teman-temannya, bisa segera mengenali siapa penulisnya. Ike melirik Fika yang juga sedang memandang Ike dengan gugup. Fika lalu memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan kelas diikuti teman-temannya.
"Aku enggak tahu siapa penulisnya," Ike berbohong. "Tapi ini memang keterlaluan."
Ike dan Handri memandang Fahri dengan penuh empati.
"Aku enggak apa-apa, kok," ujar Fahri.
Bel tanda pelajaran berbunyi, semua murid masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing. Handri yang duduk tepat di belakang Ike, bertanya lagi.
"Benar kamu enggak tahu siapa penulisnya?"
"Aku tahu tapi enggak mau kasih tahu," jawab Ike. "Fahri bilang, dia enggak apa-apa. Lagi pula, istilah tukang eksis memang pas buat Fahri."
Handri terkikik. "Iya juga, sih," gumamnya.
***
Pengambilan suara telah selesai dilakukan. Hasilnya akan diumumkan tiga hari kemudian. Di hari yang penting ini, Ike melihat Fahri masih saja tampak murung.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR