"Kayaknya misterius, ya?" tanya Rere setengah berbisik kepada Ica. "Maksudnya 'suatu keadaan' apaan ya? Apa dia habis patah hati gara-gara diputusin cowoknya?"
Ica hanya bisa mengangkat bahu sebagai jawaban. Sebenarnya dia juga heran dengan perkataan anak baru itu. Sekilas sebuah perasaan aneh menyelimuti dirinya. Tidak tahu kenapa sepertinya dia ingin bersahabat dengan anak baru itu.
"Nah, sekarang silakan kamu duduk di belakang. Kamu boleh pilih di lajur kiri, tengah, atau kanan," kata Pak Mustar.
Anak baru itu mengangguk, raut mukanya masih tetap sama, datar tanpa ekspresi.
***
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR