Menikah memang hak setiap orang. Tetapi pernikahan yang dilakukan di usia dini (kurang dari usia 20 tahun) beresiko buruk, baik secara medis atau pun psikologis. Sayangnya, pernikahan di usia muda adalah kenyataan di dunia, termasuk di Indonesia. Ternyata, jutaan cewek di dunia menikah di bawah umur!
Sudah jadi budaya
Di beberapa negara, praktek pernikahan di bawah umur sudah menjadi "budaya". Salah satunya di Bangladesh. Bakul, seorang remaja berusia 17 tahun dari Dhaka sudah dua tahun menikah dan kini memiliki bayi berusia 8 bulan yang ia beri nama Jui.
Saat usianya 15 tahun, Bakul dipaksa menikah dengan seorang tukang becak bernama Romy. "Mereka (orangtua) bilang akan bunuh diri jika aku tak mau kawin dengannya," katanya.
Setelah menikah, Bakul mengalami kehidupan yang keras. Ia dipaksa meninggalkan bangku sekolah dan harus tinggal di rumah untuk melakukan pekerjaan domestik dan mengurus anak. Setelah menikah, sang suami ternyata mulai memperlihatkan sifat aslinya. Ia sering meninggalkan anak istrinya dan hanya memberi nafkah 400 taka (sekitar Rp 58.000) per bulan.
(Baca Juga: Seandainya Aku Tidak Pernah Melakukannya)
Banyak yang menikah di bawah umur 15 tahun
Bakul dan ibunya bukan satu-satunya cewek remaja yang dipaksa meninggalkan indahnya dunia remaja karena harus menikah. Dua puluh persen anak perempuan di Bangladesh menikah sebelum usia 15 tahun dan 66 persen menikah sebelum usia 18 tahun.
"Penyebab pernikahan anak di Bangladesh sangatlah kompleks dan bervariasi. Namun praktek ini didorong dengan oleh adanya anggapan bahwa anak laki-laki lebih bernilai dari anak perempuan. Selain itu kemiskinan juga memengaruhi hal ini. Keluarga miskin menikahkan anak perempuan mereka sejak muda karena tekanan ekonomi dalam keluarga, dan semakin muda gadis ini dinikahkan maka mas kawinnya akan lebih murah," kata Kanwal Ahluwalia, Gender Adviser di Children Charity Plan Inggris.
Pernikahan dini juga menjadi senjata untuk mengontrol seksualitas perempuan. Ini juga dilakukan untuk mencegah cewek menikah di luar perjodohan.
Negara dengan tingkat pernikahan di bawah umur tertinggi
Menurut data UNICEF, ada beberapa negara yang memiliki tingkat pernikahan cewek di bawah umur paling tinggi. Yaitu:
1. Nigeria, 75 persen
2. Chad, 68 persen
3. Republik Afrika Tengah, 68 persen
4. Bangladesh,66 persen
5. Guinea, 63 persen
6. Mozambik, 56 persen
7. Mali, 55 persen
8. Burkina Faso, 52 persen
9. Sudan Selatan, 52 persen
10. Malawi, 50 persen
11. Madagaskar, 48 persen
12. Eritrea,47 persen
13. India, 47 persen
14. Somalia, 45 persen
15. Sierra Leone, 44 persen
16. Zambia, 42 persen
17. Republik Dominika, 41 persen
18. Etiopia, 41 persen
19. Nepal, 41 persen
Fakta-fakta pernikahan di bawah umur
Seperti dikutip dari International Centre for Research on Women, ada beberapa fakta dan kerugian dari pernikahan di bawah umur:
(Baca Juga: 5 Penyakit Kelamin yang Menular)
(christina/female.kompas.com, foto: indianexpress.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR