Memasuki kurikulum genap serta menyambut Ujian Nasional 2014, pemerintah sepertinya sangat perhatian kepada kita, karena terdengar begitu gencar mengajak siswa kelas tiga menyelenggarakan try out dan simulasi UN 2014, yang menurut jadwal simulasi itu disarankan untuk digelar sampai sebanyak 8 kali. Dua diantara sudah terlaksana.
Mengkonfirmasi hal tersebut, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim membocorkan rahasia. Yuk intip kutipan dan pernyataan langsung dari obrolan berikut :
1. Benar, Pak, pemerintah menggelar try out UN 2014 sebanyak 8 kali?
"Enggak kok. Lagian enggak ada itu dari pemerintah pusat menyarankan untuk mengadakan try out (TO), apalagi TO nasional. Kecuali untuk pembelajaran, latihan teknis dan soal-soal. Dan itu semua dari masing-masing sekolah saja yang mengadakan, biar anak-anaknya jadi siap."
"Diumpamakan siswanya mengerjakan 40 soal dalam 1 jam, itu sekolah yang mengadakan. Biar tahu mana yang masih kurang mana yang sudah tercapai. Kalau ada siswanya yang belum tercapai, ya boleh diadakan pengayaan."
"Iya, tapi itu untuk SD. Mereka tahun ini tidak ada UN. Kenapa begitu, karena kita mengharapkan anak itu lanjut terus, tidak ada yang tidak lulus untuk anak SD semua bisa lanjut ke SMP, karena kita punya wajib belajar 9 tahun. Jadi, mereka cukup ikut ujian sekolah saja untuk menentukan sekolah mana yang akan dia masuki nanti. Misalnya, sekolah lanjutan pertama A, maka sekolah itu yang akan menentukan siswa mana yang bisa masuk sekolah berdasarkan dari nilai Ujian Sekolah (US)."
"Nah untuk SMP dan SMA itu tetap harus ada UN. UN itu Ujian Nasional dan dikoordinasikan oleh nasional, dengan ada empat kegunaannya."
"Pertama untuk kelulusan. Kedua untuk pemetaan sekolah, anak, dan daerah. Malah untuk ini, dalam pemetaan mata pelajaran itu ada pemetaan kompetensi yang lebih spesifik lagi. Ketiga, untuk seleksi masuk ke tingkat berikutnya (SMP ke SMA, dan SMA/SMK ke perguruan tinggi). Yang keempat, untuk intervensi, nanti dibandingkan nilai UN dan US siswa."
"Walaupun tahun lalu banyak permasalahannya. Anggap ujian itu satu hal yang biasa. Ujian itu bagian dari proses pembelajaran, dalam kurikulum ada yang namanya proses pembelajaran dan penilaian. Nah penilaian itu dilakukan oleh guru, sekolah, dan oleh eksternal. UN ini oleh eksternal. Soal ujiannya masih 20 jenis, tapi kalau kita siap lebih dari itu pun nggak masalah."
"Tidak akan bisa kita menentukan tahapan proses pembelajaran yang ada di sekolah ini tanpa adanya UN. Kalau dari guru saja yang menilainya, guru kan pasti dengan apa yang diajarkan itu yang diujikan, padahal tuntutan kurikulum lebih dari itu, bahkan ada beberapa ada guru yang supaya muridnya senang ya udah dikasih lulus semua, padahal beberapa dari mereka justru belum mencapai kompetensi itu. Kasihan kan siswanya?"
"Sama saja sih, cuma saja dalam UN kali ini kita sudah memasukan nilai contoh-contoh soal dalam bentuk high order thinking-lah, tapi soal kayak begitu nggak banyak, paling empat untuk setiap mata pelajaran, dan jawabannya tetap pilihan ganda."
Cari tahu jadwal UN SMA/Ma/SMK di sini.
(sobri/hai, foto: kompas.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR