DJ muda asal Jakarta ini jam terbangnya udah enggak perlu diragukan lagi untuk scene EDM di Indonesia, Dimas Akira. Sempat masuk nominasi Paranoia Awards 2012, malah bikin DJ yang suka menghabiskan waktu di studio ini nggak bisa berhenti bikin materi-materi baru setiap waktu.
Banyak hal yang sudah dilalui DJ yang juga dikenal sebagai Astronaughty ini, simak wawancaranya yuk!
Mulai ngeDJ itu belajar secara otodidak. Referensi lo dapat dari mana saja?
"Sebenarnya terima kasih buat Youtube sih, hehehe... Internet itu the best banget buat lo cari apapun. Baik itu cara mastering dan mixing. Dari forum-forum juga, jadi enggak cuma satu sumber. Gue selalu pakai Youtube untuk cara gue mastering dan producing. Selalu melihat tutorial dari orang-orang yang mau berbagi ilmu itu."
Apa sih yang pertama kali kamu tawarin ke crowd saat lo menjajaki EDM di klub-klub gitu?
"Gue enggak mau ada di dance floor, gue mau ada di atas, gue mau jadi DJ beneran. Modal gue adalah percaya dan nekat, sama temen gue waktu lulus SMA 2001. Jadi gue sama temen gue sewa alat satu hari, semaleman kita belajar buat besoknya dikasih ke klub, udah audisi gitu, di klub kecil gitu. Jujur mainnya masih berantakan, masih belum tahu unsur lagu. Nekat aja deh. Eh, enggak tahunya diterima. Akhirnya EO suka, klub suka, yaudah kita main. Sejak itu lah gue memulai karir gue sebagai DJ dan bisa dapat jam terbang yang banyak sampai sekarang."
Ngomong-ngomong, kamu melihat EDM itu seperti apa?
"EDM itu menurut gue berevolusi sih. Karena sound-nya itu berevolusi dari yang tadinya simple, tiba-tiba berubah jadi lebih complicated. Kemudian datanglah Skrillex membawakan dubstep, sound-nya jadi lebih ribet. Kemudian genre-nya sendiri juga turut berevolusi. Sangat seru banget buat terjun di EDM, karena terus berkembang.
Baca part 1 di sini dan part 3 di sini.
(adhie/hai, foto: hai)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR