Berperan dalam serial TV dengan setting cerita fantasi dan kostum yang luar biasa, membuat Isaac seperti hidup di negeri dongeng. Tapi diluar syuting, kehidupan Isaac sama seperti cowok lain pada umumnya.
Kangen Sophie & Maisie
Berperan di serial Game of Thrones sebagai Bran Stark yang cacat dan terpisah dari keluarganya memang jadi tantangan tersendiri buat Isaac. Selain dia harus banyak berakting duduk dan digendong, yang dia rasa lebih berat adalah sedikitnya pemain yang seumuran.
Waktu season pertama, cowok 14 tahun ini senang banget karena masih ada Sophie dan Maisie yang berperan sebagai kakaknya, Sansa dan Arya. Tapi, di season dua dan tiga, lokasi syuting mereka berbeda tempat, jadi jarang ketemu, deh.
Seperti di serial, ketiganya juga kompak di keseharian mereka. Di sela-sela syuting mereka suka main kartu, nyanyi, bikin beat box sama-sama, dan enggak lupa bermain sama anak-anak anjing (dalam serial digambarkannya sebagai anak-anak serigala).
Potong rambut
Sebagai Bran, Isaac dituntut untuk sedikit memanjangkan rambutnya. Dan, begitu selesai syuting dia langsung memangkas habis rambutnya.
"Selesai satu season biasanya aku memotong rambutku dan selalu tumbuh cepat banget. Tapi, di season terakhir ini, herannya (tumbuhnya) enggak secepat biasanya," ucap Isaac.
Melayani fans
Kehebohan serial Game of Thrones enggak terlalu berpengaruh banyak buat Isaac yang tinggal di London. "Di Inggris enggak seheboh seperti di Amrik, di mana pun kita berjalan pasti ada poster Game of Thrones. Kalau di Inggris, ngeliat satu poster aja udah untung," ucap Isaac yang jarang dikenali fans ketika enggak syuting.
Sekali waktu, Isaac sempat juga kewalahan melayani fansnya. Ini terjadi saat ada tim Game of Thrones bikin promo dengan membuka stand makanan khas serial ini di mobil makanan. Semua fans Game of Thrones berkumpul dan mengantri makanan. Gini, nih, gaya Isaac saat melayani para fansnya
Tetap sekolah
Buat Isaac sekolah dan syuting itu harus jalan terus. "Mengkombinasikan sekolah dan syuting film itu sangat direkomendasikan! Aku punya banyak waktu luang (disela-sela syuting) dan sekolahku sangat mendukung kegiatan aku ini. Mereka nyiapkan tugas-tugas buat aku kerjakan, dibantu oleh tutor dan ibuku. It works well, so far," ucap Isaac semangat.
Keluarganya mendukung Isaac main film, tapi ibunya tetap ingin dia melanjutkan pendidikan hingga kuliah. Bahkan honor syuting pun harus ditabung untuk pendidikan. "Aku dapat bayaran yang lumayan dan bisa untuk senang-senang. Tapi jujur aja, ibuku enggak suka kalau aku menggunakannya. Dia mau aku menabung untuk uang kuliah. Untungnya, dia menginjikan aku memakainya sedikit. Dari situ aku beli video kamera Canon dan software editing."
(muti, foto: zimbio.com)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR