Coba hitung berapa kali kitaa berkata kasar, mudah kesal atau melampiaskan kekesalan pada keluarga di rumah? Padahal, kekacauan yang kita ributkan belum tentu salah mereka. Kenapa sih, kita lebih sering menyakiti orang terdekat?
Coba bandingkan dengan berapa kali kita marah-marah sama teman di sekolah? Mana yang paling sering menjadi sasaran empuk kita? Kalau jawabannya keluarga, berarti kita sama dengan kebanyakan orang di dunia ini.
(Baca Juga: Bonding Time With Mom and Dad)
Ada hasil penelitiannya
Menurut studi terbaru yang dilakukan oleh Deborah South Richardson, seorang profesor psikologi di Georgia Regents University, mengatakan bahwa cara menyalurkan emosi dan kemarahan berkaitan dengan kualitas hubungan dengan si "target" emosi kita tersebut. Artinya, semakin dekat hubungan kita dengan seseorang, maka penyampaian emosi juga jadi lebih terbuka.
Studi ini menemukan bahwa hubungan antar saudara kandung adalah persaudaraan yang dianggap berpotensi besar untuk saling menyakiti. Jenis konfrontasi yang dimaksud adalah tindakan seperti berteriak sampai kekerasan secara fisik.
(Baca Juga: Spend Your Weekend at Home Happily)
Kenapa kita lebih sering menyakiti orang terdekat?
Kenapa hal ini bisa terjadi? Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa "menumpahkan" amarah dan emosi pada orang terdekat dirasa aman dibandingkan pada orang lain. Sebab, tanpa kita sadari, perasaan saling menyayangi dan memiliki yang terbangun dengan saudara kandung, jauh lebih kuat dibandingkan rasa jengkel yang muncul saat bertengkar.
"Perasaan aman ini terjadi karena adanya perasaan nyaman dan cinta tanpa syarat terhadap orang tersebut," katanya.
(Baca Juga: 5 Kegiatan Seru Bareng Kakak dan Adik)
Enggak heran, banyak orang bilang, tali persaudaraan tidak bisa diputuskan oleh apapun. Selain itu, umumnya mereka yang berhubungan darah lebih mudah memaafkan dan jarang menyimpan dendam.
Penulis | : | cewekbanget |
Editor | : | CewekBanget |
KOMENTAR