Cewek-cewek remaja sering nongkrong di pinggir jalan dengan pakaian minim dan ketat yang kemudian menimbulkan persepsi buruk di mata khalayak. Tapiii... fenomena kayak gini bukan satu-satunya negative self-image yang muncul di lingkungan kita. Ada berbagai sebutan negatif lain buat cewek, seperti cabe atau ayam dan sebagainya. Lalu, kenapa hal ini bisa terjadi, ya?
Apa itu negative self-images?
Negative self-images adalah citra diri negatif yang yang muncul akibat konsep diri yang negatif. Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri. Sementara konsep diri negatif adalah seseorang yang enggak menghargai dirinya sendiri, bahkan enggak punya gambaran yang jelas tentang dirinya.
Apa penyebabnya?
Ada beberapa penyebab negative self-image ini muncul di kalangan cewek. Penyebab ini bisa dilihat dari tiga faktor, yaitu faktor keluarga, lingkungan sosial, dan diri sendiri. Kita akan dibantu oleh konselor psikologi, Kiki Misero, Psi. buat melihat penyebab munculnya negative self-image ini.
Faktor keluarga
Keluarga memberi pengaruh kepada pembentukan citra kita. Pendidikan budi pekerti yang diberikan oleh keluarga khususnya orang tua memberi dampak gimana kita menggambarkan diri di hadapan orang lain. Apa yang kita dapat dari keluarga akan keluar sebagai pencitraan diri. Misalnya, keluarga sering menggunakan kata-kata kasar, ada kemungkinan besar kita juga akan berkata-kata kasar saat bergaul di tempat lain.
Selain kurangnya pendidikan budi pekerti dari orang tua, kondisi ekonomi keluarga juga memberi pengaruh yang cukup besar. "Tentunya, faktor ekonomi keluarga juga mempengaruhi seseorang berperilaku. Misalnya, kalau yang kurang perhatian itu anak orang kaya, mungkin pelariannya akan beda dengan anak kurang mampu," terang Kiki.
Faktor lingkungan
Lingkungan sosial di mana kita bergaul, bagaimana kita bergaul, dan dengan siapa kita bergaul turut mengambil peran penting dalam pembentukan negative self-images seseorang. Terutama bagi remaja, lingkungan pertemanan itu sangat penting. Bahkan, lebih penting daripada keluarga. Remaja akan kerap memilih teman-temannya daripada mendengarkan kata-kata orang tuanya.
KOMENTAR