Rok dan cewek adalah dua hal yang enggak bisa dipisahkan. Seolah cewek memang diharuskan untuk memakai rok. Apakah gaya berpakaian memang harus dikotak-kotakkan?
Selama saya sekolah dari mulai duduk di bangku TK sampai SMA, semua murid diharuskan memakai seragam. Perbedaan seragam antara cowok dan cewek adalah cowok memakai celana dan cewek memakai rok. Rok memang diidentifikasikan untuk cewek dan dianggap sebagai sesuatu yang feminin. Memakai rok ke acara-acara tertentu dianggap lebih sopan dibandingkan memakai celana. Seperti misalkan, cewek harus yang memakai rok atau dress ke acara prom nite atau acara ulangtahun teman. Saya rasa enggak ada yang masalah dengan itu, menjaga penampilan memang menjadi naluri alamiah cewek. Ketika merasa nyaman memakai rok, ya silahkan. Ketika enggak nyaman memakai rok, ya jangan dipaksakan.
Gaya berpakaian kerap kali mengundang banyak persepsi, begitu juga yang terjadi ketika cewek ‘diharuskan’ memakai rok. Siapa yang membuat peraturan tersebut? Apa hal tersebut hanya terjadi karena kebudayaan yang ada? Satu hal yang saya enggak setuju adalah gaya berpakaian cewek yang ditujukan untuk menyenangkan cowok. Artinya, cewek memakai rok hanya supaya terlihat ‘cantik’ menurut ukuran cowok.
Saya membaca artikel di sini, bahwa cewek dianggap lebih menarik ketika memakai rok, pendapat itu dikemukakan oleh cowok. Cewek akan merasa perlu menjaga bentuk tubuh, memilih pakaian-pakaian yang feminin seperti rok dan dress hanya untuk dibilang menarik oleh cowok. Menurut saya, ini justru menjadi pisau bermata dua untuk cewek itu sendiri. Anggapan seperti itu di satu sisi menguntungkan cewek tapi di sisi lain bisa membahayakan dirinya sendiri. Maksudnya menguntungkan disini, bisa saja ada kepuasan sendiri ketika dipuji oleh cowok sehingga menimbulkan rasa kepercayaan diri tapi ada sisi yang membahayakan diri juga, seperti opini yang menyatakan kalau cewek itu sebagai objek seksual saja.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR