Belum sebulan menjabat, pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sudah mengundang ramai perbincangan, malah boleh disebut kontroversi. Yang pertama soal waktu mengajar 12 jam, dan kedua soal pelaksanaan program Full Day School di sekolah. Dua kebijakan yang diwacanakan Mendikbud tersebut sebetulnya sudah saling berlawanan. Gimana caranya ya guru yang hanya diberikan beban mangajar 12 jam bisa mengikuti kebijakan menjalankan program full day school atau sehari penuh di sekolah?
"Ya, jika siswa diminta seharian penuh di sekolah, sementara beban guru mengajar hanya 12 jam, lalu siapa yang akan membimbing anak-anak didik itu di sekolah? Apakah kebijakan itu akan menempatkan peran guru honorer yang dibayar sesuai dengan jam mengajarnya agar mengajar sehari penuh? Atau, malah beban itu ada di anak didik itu sendiri?" tulis Muhammad Latief, jurnalis Kompas.com yang lama menangani desk pendidikan, dalam kolom di rubrik Edukasi Kompas.com.
Jurnalis yang kini menangani content marketing di Kompas.com menambahkan, gagasan tersebut memang nggak seluruhnya salah. Tapi, enggak ada salahnya gagasan itu lebih dulu ditata dan diukur. Menurut Muhammad Latief ada dua masalah utama yang akan muncul kalau usulan Full Day School di berlakukan.
Contohnya, ini dia nih dua masalah usulan Full Day School menurut Muhammad Latief. Ini dia dua masalah utama yang akan muncul kalau sistem Full Day School Diberlakukan.
Buat yang belum sempat mengikuti berita ini, simak dulu 5 Info Penting Tentang Program Full Day School Usulan Mendikbud yang Perlu Kita Tahu
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR