Sebagai cewek kita sering banget mengomentari cewek lain atau sebaliknya, kita yang dikomentari oleh cewek lain. Kadang-kadang komentar kita cuma sekadar cetusan spontan.
Kita juga enggak bermaksud jahat pada cewek lain. Atau kita menganggapnya sebagai satu bahan bercandaan.
Dan kalimat-kalimat yang kita cetuskan itu juga sudah sering diucapkan oleh banyak orang sehingga kita menganggapnya sebagai ucapan yang wajar saja.
Sayangnya ada beberapa kalimat yang kita pikir biasa aja sebenarnya punya bisa menyakit cewek lain. Dan ketika ada orang yang berkomentar seperti itu pada kita, kita terima aja.
Ini dia ucapan yang kita pikir biasa aja tapi sebenarnya merendahkan dan menghina cewek lain. Jangan gunakan kalimat-kalimat itu sebagai bahan bercandaan.
Pikirkan baik-baik apa setiap kalimat yang kita ucapkan walau itu sekadar celetukan. Bila ada teman yang berkomentar seperti itu, sebaiknya kita bantu untuk mengingatkannya.
"Dia kan udah enggak perawan."
Kita hidup di negara di mana status perawan atau enggak itu penting banget. Moral seorang cewek ikut diukur dari sini.
Enggak jarang kita sering mendengar gosip atau rumor soal salah seorang teman yang ‘dianggap’ enggak perawan.
Ketika kita mengucapkan bahwa seorang cewek enggak perawan atau enggak, kita sudah memberikan satu cap pada cewek itu.
Dan perawan atau enggak, adalah sesuatu yang sangat pribadi dan bukan jadi bahan yang perlu diumbar-umbar.
“Blusnya rendah banget.”
Kadang-kadang aturan sosial yang tak tertulis itu sangat membatasi cewek. Seperti cewek jangan pakai celana pendek, cewek jangan pakai rok terlalu pendek, jangan pakai baju terlalu ketat.
Saat cewek enggak mematuhi aturan itu, mereka langsung dicap buruk. Pernah enggak orang protes atau memberikan komentar negatif, ketika ada cowok yang sembarangan buka baju dan telanjang dada? Jarang kan?
Sebagai cewek, kita pun secara enggak langsung sering menilai rendah cewek yang menggunakan blus terlalu rendah atau roknya terlalu pendek.
Setiap cewek berhak mengeskpresikan dirinya lewat gaya baju mereka. Seorang cewek berhak untuk menggunakan baju serba tertutup dan rok panjang hingga menyapu lantai atau mengunakan rok pendek dan blus dengan belahan dada yang terlihat.
Mulai sekarang kalau ada cewek dengan rok pendek melintas, berhenti memberikan komentar ‘ roknya pendek banget’, ya!
“Pantas aja, bajunya ketat.”
Ketika kita mendengar ada cewek lain yang mengalami pelecehan, pertama kali yang muncul dalam benak kita adalah gaya bajunya.
Komentar seperti ‘pantas aja dicolek/disuitin cowok, bajunya ketat banget, sih,’ tanpa sadar muncul. Enggak ada seorang cewek pun, termasuk yang berbaju ketat, berhak dilecehkan oleh cowok.
Begitu juga ketika kita sedang menggunakan baju ketat dan mengalami pelecehan, kita jangan menyalahkan diri sendiri dan menganggap kita memang layak dilecehkan karena baju yang kita pakai.
“Dia itu kelakuannya cowok banget.”
Ada beberapa karakter yang selalu dihubungkan dengan cowok seperti berantakan, jorok, berbicara kasar dan banyak lain. Ada juga kerjaan yang tipikal cowok seperti otomotif, mesin, komputer, game.
Sementara cewek selalu dihubungkan dengan rapi, manis, sopan, berbicara lembut. Ini sebenarnya stereotype yang terbentuk dalam masyarakat.
Ketika ada cewek berantakan dan berbicara kasar, dia langsung dicap seperti cowok. Padahal karakter-karakter itu enggak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Jadi hati-hati ya, ketika mencetuskan kalimat ini.
“Sekali-kali dandan dong, biar kayak cewek.”
Dandan selalu identik dengan cewek. Tapi apa cewek yang enggak suka dandan itu bukan seorang cewek? Enggak juga kan?
Mungkin maksud kita baik, kita ingin sahabat tampil lebih rapi dan cantik. Mungkin kalimatnya bisa kita ubah, ‘Sekali-kali dong dandan biar tampil cantik. Atau biar tampil beda.’
Dan jangan salah, cowok juga dandan, lho. Jadi dandan enggak eksklusif punya cewek kan?
Penulis | : | Muti Siahaan |
Editor | : | Muti Siahaan |
KOMENTAR