Bandung Bondowoso bukan satu-satunya cowok yang rela membangun seribu candi demi membuktikan cintanya pada Rara Jonggrang. Ada beberapa cowok lain di dunia yang melakukan hal serupa.
Sayangnya, sama kayak kisah cinta di balik sejarah Candi Prambanan yang berakhir tragis dengan dikutuknya Rara Jonggrang jadi patung, kisah cinta mereka juga enggak berakhir manis, karena enggak ada satupun bangunan yang bisa ditinggali bersama orang yang dicintai.
Ini dia 5 bangunan yang dibangun sebagai bukti cinta sejati.
(Baca juga: 7 pasangan seleb Korea yang membuktikan kalau cinta sejati itu ada)
Boldt Castle, New York, AS
Terletak di sebuah pulau bernama Heart Island, New York, kastil ini dibangun pada tahun 1900 oleh George C. Boldt, pemilik Waldorf-Astoria Hotel, sebagai hadiah sekaligus simbol cintanya pada sang istri, Louise.
Boldt membentuk tim beranggota 300 orang buat membangun kastil 120 ruangan lengkap dengan tunnel bawah tanah, taman bergaya Italia, dan jembatan yang bisa terangkat saat ada kapal melintas.
Sayangnya, baru empat tahun setelah pekerjaan konstruksi dimulai, Louise tiba-tiba meninggal karena serangan jantung.
Merasa terpukul karena kematian istri yang sangat dicintainya, Boldt pun menghentikan pembangunan kastil dan enggak pernah kembali ke Heart Island karena enggak sanggup membayangkan harus tinggal di kastil itu sendirian.
Kastil yang udah jadi sebagian itu pun terlantar selama puluhan tahun, sampai akhirnya hancur pada tahun 1977. Thousand Islands Bridge Authority mengambil alih bangunan dan memugarnya, dan sekarang tempat ini dibuka sebagai tempat wisata.
(Baca juga: 4 Lagu Indonesia Romantis Terbaru yang Bikin Baper. Wajib Dengerin, Nih.)
The Petit Trianon, Prancis
Didesain pada 1762 oleh Ange-Jacques Gabriel sebagai permintaan dari Louis XV, istana ini dibangun buat salah satu istri resmi yang paling dicintainya, Madame de Pompadour.
Istana ini berada dalam lingkungan Taman Versailles, dimaksudkan buat menjadi pasangan dari istana Marble Trianon (selanjutnya dikenal sebagai The Grand Trianon) yang udah ada sebelumnya.
Sayangnya Madame de Pompadour enggak sempat menyaksikan selesainya bangunan ini, karena meninggal empat tahun sebelum penyelesaian di tahun 1768.
Bangunan ini kembali dijadikan sebagai simbol cinta oleh Louise XVI, penerus tahta kerajaan, yang menghadiahkan Petit Trianon pada istri kontroversialnya, Marie-Antoinette.
Ratu Pracis yang terkenal dengan gaya hidup glamornya ini pun ditangkap di taman istana oleh pasukan bersenjata pada 5 Oktober 1789.
Coral Castle, Florida
Tahun 1913, seorang cowok 26 tahun bernama Edward Leedskalnin yang tinggal di Latvia, bertunangan sama cewek yang dia cintai, Agnes Scuffs. Sehari sebelum pernikahan, secara mengejutkan Agnes minta putus.
Patah hati karena gagal menikah, Edward menghabiskan waktunya dengan berpindah-pindah dari Kanada, California, dan Texas, sebelum akhirnya menetap di Florida pada 1918.
Di sanalah dia memutuskan buat membangun monumen demi mengenang cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Dimulai dengan memahat batu koral raksasa di rumahnya.
Tahun 1936, Edward membeli tanah di dekat rumahnya dan memindahkan semua hasil kerjanya yang memiliki berat ratusan ton seorang diri, serta berhasil melengkapi karyanya dengan menara, air terjun, furnitur, dan pahatan lain.
Kalau ditotal, Edward memahat 1,100 ton batu koral cuma menggunakan peralatan seadanya dengan katrol dan tuas pengungkit, serta mengerjakannya cuma waktu malam demi menjaga privasi. Kadang patah hati bisa bikin orang melakukan hal yang enggak terduga, ya.
Taj Mahal, India
Selama 30 tahun rezim kepemimpinannya atas India, Kaisar Mughal Sh?h Jah?n punya banyak istri, tapi enggak ada yang dicintainya sebesar istri ketiganya, Arjumand Banu Begum, yang lebih dikenal sebagai Mumt?z Mahal (yang berarti “ornamen cantik dari istana”).
Setelah sang istri tercinta meninggal saat melahirkan anak ke-14 mereka di tahun 1631, Kaisar memerintahkan seluruh arsitek terbaik buat membangun Taj Mahal demi mengenang cintanya.
Bangunan utama selesai tahun 1648, sementara taman dan bangunan di sekitarnya selesai lima tahun kemudian. Enggak tanggung-tanggung, demi membangun istana yang megah dan cantik, Kaisar membawa 20 ribu pemahat, ahli kaligrafi, serta pengrajin ke Kota Agra.
(Baca juga: Kisah Cinta Paling Romantis dan Mengharukan Yang Pernah Ada)
Mystery Castle, Arizona, AS
Bangunan terakhir ini adalah bukti kasih sayang seorang ayah ke anaknya yang bikin terharu banget. Di kaki bukit South Mountain Park, Arizona, ada sebuah bangunan kastil yang dibangun pada tahun 1930-an oleh seorang ayah bernama Boyce Luther Gully.
Sejak kecil, Boyce sering membacakan dongeng tentang kastil dan naga pada anak ceweknya, Mary Lou, bahkan berjanji akan memberi hadiah berupa kastil.
Waktu Mary Lou berumur 5 tahun, Boyce meninggalkan keluarganya setelah didiagnosis menderita tuberculosis (TBC) yang saat itu masuk kategori penyakit parah dan enggak bisa disembuhkan.
Tahun 1945, saat Mary Lou berumur 22 tahun, dia dapat surat dari ayahnya yang ditulis menjelang kematiannya, kalau sang ayah menepati janjinya untuk membuatkan kastil.
Demi membeli material bangunan, Boyce bekerja paruh waktu sebagai sales sepatu. Dia membangun sendiri menara dan ruangan-ruangan dari batu, semen, dan bahan lain yang bisa dia temukan. Boyce juga sering pergi ke perbatasan Meksiko buat membeli dekorasi.
Setelah menerima surat mengharukan ini, Mary Lou dan ibunya pindah dari Seattle ke Arizona dan menempati kastil yang memiliki 18 ruangan lengkap dengan berbagai tempat penyimpanan rahasia berisi koin, perhiasan, bahkan bongkahan emas.
Enggak berhenti di situ, Boyce juga memasang pintu yang enggak boleh dibuka sebelum tahun 1948.
Di waktu yang ditentukan, Mary Lou menemukan sejenis kapsul waktu berisi foto ayahnya, catatan yang ditulis ayahnya untuknya, dua rekening sebesar $500, dan kartu Valentine yang diberikan Mary Lou pada ayahnya waktu kecil.
Mary Lou sering memimpin tur buat wisatawan yang datang dan tinggal di Mystery Castle sampai akhirnya meninggal di tahun 2010. So sweet banget!
(Baca juga: 5 Kisah Cinta Paling Tragis Yang Pernah Terjadi Pada Jaman Kerajaan)
Penulis | : | Averina Lita |
Editor | : | Averina Lita |
KOMENTAR