Awal-awal masa pacaran, dia bisa jadi orang paling romantis buat kita. Selalu bisa diandalkan, selalu rajin menghubungi kita, dan jadi orang paling perhatian. Malam minggu enggak pernah sendirian karena dia selalu berhasil mengajak kita ke tempat-tempat seru.
Intinya kita merasa jadi cewek yang paling beruntung sedunia. Seperti dalam film The Fault in Our Stars favorit kita, saat Hazel tahu kalau hanya August cowok yang bisa menerima ia apa adanya.
Berbulan-bulan dilewati dengan manis, masuk tahun pertama rasa perhatian tersebut mulai memudar. Dia enggak sesering itu lagi menelepon kita di malam hari. Enam bulan setelah anniversary pertama, dia mulai cuek dan jarang ngabarin kita.
Padahal sebenarnya permintaan kita sederhana, kita hanya pengin dikabarin. Bahkan seminggu dia pernah cuek enggak mengabarin kita.
Setiap kita meminta kejelasan, dia malah mencari-cari masalah dengan bilang kalau kita juga cuek dan bilang enggak selalu cowok yang harus kasih kabar duluan. Ya, padahal kita chat juga enggak dibalas sama dia.
Katanya berantem sama pacar, itu tandanya bisa makin sayang. Tapi kita merasakan hal yang berbeda, semakin sering berantem sama pacar, semakin sering kita sedih dan galau. Kita pun mulai ragu dengan keyakinan yang sudah kita pupuk dari awal.
Pengakuan Cowok
“Biasanya sih gitu, tapi balik lagi karena pengin putusnya kenapa. Kalau pengalaman aku sendiri, misalkan sudah suka dengan cewek lain, ya enggak mungkin jujur ke pacar kan? Jadinya bikin dia kesel sendiri saja, nanti lama-kelamaan kan dia minta putus juga. Karena cowok sebenarnya enggak tegaan kalau bilang putus duluan. Berbeda kalau pengin putusnya karena bosan, ya kalau itu bilang langsung saja.” (Yosia, 19 tahun)
“Mencari-cari masalah supaya jadi alasan biar cepat putus saja. Tapi sebenarnya enggak semua cowok begitu, meski sebagian besar akan seperti itu. Lagipula bukan hanya cowok sih, cewek juga bisa kayak gitu kan? Kalau memang enggak lagi bisa nyaman satu sama lain, lebih baik diomongin saja biar sama-sama enak kan.” (Petra, 20 tahun)
Nah, kalau pacar sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengin putus, lalu apa yang harus kita lakukan?
Introspeksi Diri dan Komunikasi
Rasanya jadi serba salah, saat kita masih sayang, tapi ternyata pacar malah menunjukkan hal yang berbeda. Mungkin hal yang pertama kali kita lakukan adalah introspeksi diri kembali.
Selama kita pacaran, apakah ada sifat kita yang ternyata bikin dia bete? Apa selama ini kita terlalu egois? Apakah komunikasi kita dan dia sama-sama lancar?
Introspeksi diri itu jadi penting sebelum kita menuduh atau menunjuk dia dengan kesalahannya. Sering kali kita sebagai cewek penginnya selalu dibenarkan, padahal mungkin enggak selalu begitu.
Tahap kedua, adalah ngomong baik-baik sama dia. Cowok yang sudah pengin putus, atau parahnya sudah ngegebet cewek lain di luar sepengetahuan kita, akan melakukan berbagai cara supaya bisa putus dari kita.
Sehingga kita perlu ngomong dengan baik sama dia, tanpa harus ada rasa emosi. Kalaupun memang harus putus sudah semestinya menjadi kesepakatan berdua.
Tanpa kita sadari, girls, enggak hanya cowok, cewek juga bisa mencari-cari masalah sebagai alasan mau putus. Terkadang, jujur lebih baik, daripada harus menyimpan perasaan enggak nyaman dengan pacar sendiri.
Ya, namanya kita masih muda, pacaran lalu putus itu adalah hal yang biasa, kan?
Coba deh tonton video dari nyunyutube di bawah ini supaya pikiran kita lebih terbuka, girls!
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR