SISTAR baru saja mengumumkan kalau mereka akan bubar setelah tujuh tahun bersama-sama.
Hal ini tentu aja bikin kita sedih dan bertanya-tanya, kenapa sih banyak girl group yang bubar? Mulai dari KARA, Rainbow, 4Minute, 2NE1, Wonder Girls, T-Ara, dan sekarangSistar.
Buat kita yang penasaran, ini 6 alasan kenapa girlband Kpop lebih gampang bubar dibanding boyband.
(Baca juga: Ini Karakter Kita Berdasarkan Sosok Member Grup Kpop yang Kita Suka)
Konflik dan skandal
Konflik dan skandal merupakan mimpi buruk bagi dunia hiburan di Korea, sebab masyarakat di sana susah untuk move on dan melupakan skandal yang pernah terjadi.
Pada 2014 lalu, Park Bom 2NE1 terlibat skandal obat-obatan, sehingga agensinya memutuskan agar Park Bom vakum dalam masa yang enggak ditentukan.
Saat itu, 2NE1 sudah mulai terlihat goyah. Kemudian pada 2016, Minzy 2NE1 enggak memperpanjang kontraknya dan keluar dari grup.
Oleh sebab itu, pada akhirnya 2NE1 bubar dan fokus pada aktivitas individual masing-masing.
T-Ara juga pernah terlibat kontroversi hebat pada 2012. Salah satu membernya, Hwayoung mengaku di-bully oleh anggota lainnya.
Nama baik T-Ara langsung jatuh dan mengalami banyak hinaan dari publik.
Tapi Februari 2017 kemarin, mantan manajer T-Ara pun buka-bukaan bahwa semua yang dikatakan Hwayoung adalah bohong.
Netizen dibuat semakin bingung akibat skandal ini, fans T-Ara pun semakin sedikit karena mereka memilih untuk mendukung grup lain.
Pada akhirnya, T-Ara dan agensinya memutuskan untuk membubarkan grup ini.
Skandal di girl group memang bisa banget lebih memengaruhi popularitas dan jumlah fans mereka, karena publik biasanya punya sentimen yang lebih keras terhadap girlgroup dibandingkan pada boygroup.
Bisa dibilang ada semacam double standard atau menerapkan standar yang berbeda untuk cewek dan cowok meski yang dialami kasus yang sama.
Untuk boygroup, fans akan lebih keras melindungi mereka dan publik juga lebih mudah memaafkan kalau mereka terlibat skandal.
Sedangkan untuk girlband, mereka akan langsung dicap negatif, dan hal itu sulit hilang dari mereka.
Kontrak
Semua artis dan grup Kpop terikat kontrak pada agensinya masing-masing, biasanya kontrak berjalan selama tiga tahun dan harus diperpanjang ketika masa kontrak selesai.
Jika keluar sebelum masa kontrak habis, mereka akan dikenakan penalti dan harus membayar sejumlah uang.
Banyak juga grup yang memutuskan untuk enggak memperpanjang kontrak karena pengin menemukan agensi yang lebih baik atau sudah merasa enggak cocok.
Hal tersebutlah yang menjadi alasan KARA dan Rainbow bubar. Mereka memutuskan untuk meningkatkan kemampuan diri masing-masing di agensi yang berbeda.
(Baca juga: 8 Seleb Korea yang Paling Banyak Diharapkan Main di Drama Korea School 2017)
Terlalu fokus pada karir solo
Beberapa anggota dalam grup memang memiliki proyek solo, seperti Hyuna '4Minute' dan CL '2NE1'.
Akibat terlalu fokus dengan aktivitas solo masing-masing, mereka jadi kurang memperhatikan keadaan grup.
(Baca juga: 10 Drama Korea yang Bercerita Soal Sahabat Jadi Pacar. Wajib Tonton, Nih!)
Kurang Menguntungkan
Seorang pemerhati dunia hiburan Korea memberi analisanya kenapa 4Minute terpaksa harus bubar.
Dalam wawancaranya dengan Sports World, dia mengatakan bahwa 50% dari CUBE Entertainment (agensi yang menaungi 4Minute) dibeli oleh agensi besar lainnya yakni iHQ.
iHQ menganggap album-album 4Minute enggak mendatangkan keuntungan, sehingga lebih baik jika grup ini dibubarkan aja.
Cuma salah satu membernya, Hyuna yang dianggap menguntungkan, jadi hanya dia yang kembali menandatangani kontrak.
(Baca juga: 5 Penampilan Seleb Kpop Paling Emosional & Mengharukan yang Bisa Bikin Kita Nangis)
Kalah dari persaingan grup baru
Persaingan di industri Kpop tuh wajar banget, setiap tahunnya pasti ada puluhan grup baru yang bermunculan.
Kalau agensi enggak memiliki strategi yang tepat untuk grup-grup lama, mereka akan kalah bersaing dengan para rookies, seperti yang dialami oleh Wonder Girls.
Grup yang terkenal dengan lagu Nobody ini enggak punya banyak aktivitas di beberapa tahun belakangan ini. Lagu-lagu baru mereka juga enggak bisa sehits dulu lagi.
Fans menganggap agensinya, JYP Entertainment, sekarang lebih fokus dengan grup baru mereka yaitu GOT7 dan TWICE.
(Baca juga: 8 Kpop Idol yang Pernah Mengalami Cedera & Sakit Parah Sehingga Terpaksa Beristirahat Lama)
Fans yang enggak seloyal fans boyband
Target penonton Kpop kebanyakan adalah cewek, sehingga secara otomatis boyband lah yang mendapatkan lebih banyak perhatian publik.
Jika enggak punya konsep yang kuat dan promosi secara terus-menerus, girlband akan lebih gampang dilupakan. Fans pun bakal cepat pindah ke grup lain yang mereka anggap lebih menarik.
Boyband cenderung lebih mudah mengumpulkan fanbase yang kuat dan sangat loyal. Loyalitas ini juga bikin fans dari sebuah boyband bisa terus setia sama mereka sampai bertahun-tahun.
Lihat saja contohnya boyband Shinhwa dan Sechkies yang masih bisa kembali dan bertahan sampai sekarang. Meski sudah debut sejak akhir tahun 90-an.
Sedangkan girlband seangkatan mereka Fin.K.L enggak bisa bertahan terus sampai sekarang dengan sukses karena memang fansbasenya enggak sekuat boyband.
Sedangkan girlband umumnya lebih kuat dalam hal menarik perhatian publik, makanya mereka akan lebih baik dalam chart digital dibandingkan penjuaalan album fisik yang biasanya lebih dikuasai oleh boyband.
Namun sayangnya kesukaan dan perhatian publik ini akan lebih mudah pindah atau berganti, sehingga girlband sering cepat kehilangan perhatian dan popularitas.
(Baca juga: 10 Drama Korea yang Dibintangi oleh Kpop Idol dan Seru Buat Ditonton. Ada Bias Kamu?)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR