Ratih Asmana Ningrum merupakan peneliti muda bidang Bioteknologi Kesehatan di Pusat Penelitian Bioteknologi di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dia mengembangbiakkan protein anti kanker dan hepatitis dengan cara yang sederhana dan mudah.
Hal ini dilakukan karena Ratih merasa prihatin dengan pengobatan penyakit kanker dan hepatitis yang mahal dan sulit dijangkau oleh masyarakat kurang mampu.
(Baca juga: Ilmuwan Cewek Ini Menemukan Obat Anti Malaria Paling Ampuh, Inspiratif Banget!)
(Lihat di sini bukti kalau cewek bisa sukses berkarir di bidang STEM)
Meneliti protein anti kanker dan hepatitis
Pengobatan kanker dan hepatitis yang umum menggunakan bahan dasar yang sama, yakni protein interferon Alpha-2B.
Sayangnya protein itu mahal, padahal harus digunakan tiga kali seminggu.
Kebayang kan repotnya dan banyaknya biaya yang harus dikeluarkan?
Dilansir dari Jpnn.com, Ratih pun mencoba mencari solusi dari produk lokal, yakni mikroba dalam bentuk ragi yang biasa dibuat untuk tempe. Hasil yang ditemukan ternyata efektif.
Saat ini Ratih dan timnya sedang berusaha mengembangkan obat ini agar bisa dikonsumsi dengan cara diminum, sehingga enggak perlu disuntikkan ke tubuh.
Penelitian ini membuat Ratih meraih penghargaan L’oreal UNESCO for Women in Sciences 2013 dengan kategori Life Sciences.
(Baca juga: Cewek yang Suka Teknologi Ini Sudah Banyak Melahirkan Bisnis Start Up di Indonesia. Keren!)
Ilmuwan cewek menurut Ratih
Ratih mengaku walau sulit, dia terus berusaha untuk menyeimbangkan pekerjaannya sebagai ilmuwan, ibu, dan istri.
Dia menganggap bahwa kita boleh fokus pada pekerjaan, tapi jangan sampai melupakan sumber dukungan terbesar yang kita dapatkan, yakni keluarga.
Ratih juga menambahkan kalau tingkat kesuksesan cewek itu enggak cuma dinilai dari bidang kerja yang ditekuninya, namun bagaimana menyeimbangkan karier dan keluarga. “Memang susah agar keduanya bisa berjalan seimbang, tapi pasti ada win-win solution,” ujarnya seperti dilansir dari Kompas.com.
“Perempuan juga harus berpendidikan tinggi. Enggak hanya untuk sukses bagi diri sendiri, tapi juga harus sukses mendidik anak-anaknya. Jangan sampai kita kaya ilmu tapi anak kita enggak. Generasi yang baik bisa menjamin kemajuan bangsa, tapi semuanya enggak akan tercapai kalau pondasinya enggak ada. Jangan lupa juga untuk berbagi ilmu dengan perempuan lainnya,” tutup Ratih.
(Baca juga: Cerita Seorang Teknisi Pesawat Cewek. Harus Memastikan Pesawat Siap Terbang Dalam Waktu Satu Jam)
(Baca juga: Sosok di Balik Suksesnya Go-Jek Ini Membuktikan Kalau Cewek Juga Bisa Berkarir di Bidang Teknologi)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR