FYI, ruam berbentuk kupu-kupu ini salah satu ciri dari penyakit lupus ya, girls.
Mulai Curiga dan Akhirnya Cek Laboratorium
“Aku akhirnya memeriksakan diri ke dokter kulit. Pas diperiksa, beliau tanya: kamu suka capek tiba-tiba enggak? Capek padahal enggak ngapa-ngapain?
Lalu aku mengiyakan karena memang aku saat itu selalu merasa lemas. Aku perhatikan sepertinya dokter tersebut sudah mulai curiga, ia juga memberikan rujukkan agar aku segera melakukan cek laboratorium dan hematologi.
Sayangnya, aku sempat menunda pemeriksaan. Suatu hari, tiba-tiba tubuhku enggak bisa bergerak, gejalanya mirip kayak stroke, enggak bisa angkat sendok bahkan ngomong pun enggak jelas.
Mama panik banget saat itu dan langsung nelepon Papa untuk segera membawaku ke rumah sakit.
Singkat cerita, aku langsung melakukan pemeriksaan hematologi (pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan pada proses pembekuan darah.)
Hasil tes keluar, dokter segera memberitahu mama kalau aku kena Lupus.
Syok, Sedih, dan Minder karena Efek Samping Pengobatan
“Saat itu Mama sedih banget dan langsung nangis. Aku pun kaget dan sedih karena ngerasa nyusahin orangtua, terutama Mama.
Apalagi Mama dulu pernah bermasalah jantungnya. Tapi saat itu aku cuma bisa pasrah dan jalanin perawatan sesuai dengan saran dokter.
Dan sedihnya, aku diberitahu kalau obat-obatan yang diberikan itu tidak bisa benar-benar menyembuhkan dan menghilangkan penyakitku.
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR