Bagi kita yang hampir setiap hari mengendari angkutan umum seperti angkot, bus, ojek, kereta, dan transportasi online, kejadian seperti ini mungkin pernah kita alami.
Pelecehan seksual dapat berupa siulan genit, memegang tubuh kita, mengutarakan komentar bernada seksual, bahkan sampai stalking. Ini 5 hal yang bisa kita lakukan untuk menghadapi pelecehan seksual di angkutan umum.
Bentuk pelecehan seksual di angkutan umum
Menurut data dari penelitian mengenai pelecehan seksual di angkutan umum yang dilakukan Asian Development Bank (ADB) pada 2014, 75% mendapatkan pelecehan seksual dari sesama penumpang dan sisanya dari kondektur bus atau sopir.
Pelajar sekolah lah yang paling banyak menerima pelecehan seksual di angkutan umum, yakni sebanyak 72%, sedangkan karyawan di angka 66.7%.
Tindak pelecehan seksual yang biasanya mereka alami adalah dilihat atau dilirik (34.4%), bagian tubuh dipegang (33.7%), mendapatkan komentar seksual (11.9%), diberikan gestur seksual (9.2%), diikuti atau stalking (4.4%), disiuli (4.1%), dan menghadang jalan kita (2.4%).
“Saat aku naik angkot, payudaraku dipegang sama penumpang cowok sambil dia turun. Aku shock banget dan enggak bisa berbuat apa-apa.” - Farell (18)
“Ada cowok yang mengeluarkan alat vitalnya di depan kita cewek-cewek yang lagi menunggu di halte. Dia memainkan alat vitalnya di depan kita. Setelah ada yang teriak, baru dia kabur. Kejadian ini sering terjadi di halte itu oleh cowok yang sama. Kita enggak ada yang berani melapor karena enggak ada bukti.” - Adel (17)
Klik halaman selanjutnya untuk cara menghadapi pelecehan seksual di angkutan umum!
(Baca juga: 17 Dialog di Drama Korea yang Selama Ini Kita Anggap Romantis Padahal Merendahkan Cewek)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR