Hari ini baru saja terjadi tragedi ledakan bom 3 gereja di Surabaya. Setelah kejadian tersebut ramai beredar foto dan video korban ledakan bom di media sosial.
Beberapa orang tidak bertanggung jawab menyebarkan lewat group chat yang kemudian menyebar lewat media sosial lainnya.
Padahal hal itu bisa menimbulkan kengerian dan juga trauma bagi orang yang melihatnya.
Ini dia alasan sebaiknya enggak melihat dan menyebarkan foto dan video korban bom karena memengaruhi psikologi kita.
(Baca juga: Cara Pintar Mencari dan Membagi Informasi di Situasi Serangan Teror)
Bikin Teroris Makin Senang dan Bangga
Menurut Noor Iza, juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika. Menyebarkan foto dan video soal bom justru membuat teroris bangga, jadi jangan menyebarkannya.
Pendapat lain dari psikiater dr. Andri Sp. KJ, menyebarkan foto dan video korban yang tidak disensor bisa memengaruhi psikologi.
“Bukan saja untuk keluarga yang mengalami peristiwa tersebut, tapi juga menyebarkan teror ketakutan pada orang lain. Upaya membagikan informasi tadi malah membuat rasa takut yang lebih besar. Inilah yang diinginkan teroris.”
(Baca juga: 5 Kebiasaan yang Bisa Bikin Kita Tambah Gampang Cemas atau Panik)
Menambah Kecemasaan dan Trauma
Foto-foto mengerikan itu juga bisa menambah kecemasan pada orang yang memiliki trauma atau punya gangguan kecemasan.
Ratih Andjani Ibrahim, M.Psi seorang psikolog mengatakan,
“Seharusnya kita juga memberi hukuman bagi yang menyebarkan. Misalnya kalau sudah berulang kali melakukan hal yang sama sebaiknya di-block atau dikeluarkan dari group chat.”
Kalau kita ada di lokasi kejadian sebaiknya jangan sebar foto dan video korbannya ya girls.
Nah, jika ada teman kita yang menyebarkan foto atau video korban, kita harus berani menegur lalu hapus/block dari chat atau media sosial kita daripada kita jadi semakin takut, cemas dan trauma.
(Baca juga: 5 Hal yang Bisa Kita Lakukan untuk Menyelamatkan Diri Ketika Terjadi Serangan Atau Teror)
Penulis | : | Jana Miani |
Editor | : | Jana Miani |
KOMENTAR