Mutiara Hikma (24) sudah lima tahun tinggal di Korea, tentunya dia pun menjalani puasa di negara ginseng tersebut.
Penasaran enggak sih apa tantangan dan serunya berpuasa di Korea? Yuk kita simak!
(Baca juga: Buat Pilot & Pramugari, Ternyata Ini Pengalaman Imsak dan Buka Puasa di Pesawat)
Waktu berpuasa yang lebih lama dan udara panas
Di Korea, umat Muslim menjalani puasa lebih kurang selama 16 jam, yakni imsak pada 3.28 dan Magrib pada 19.45.
Udara di Korea yang panas dan kering juga jadi tantangan tersendiri bagi Mutiara.
“Suhu di sini juga tinggi, sampai 34 derajat Celcius dan enggak ada angin.
Udaranya kering karena kelembabannya rendah, jadi cepat haus,”
Untuk mengatasi hal itu, Mutiara biasa mengonsumsi makanan yang mengenyangkan ketika sahur.
“Sehabis makan sahur, minum susu dan makan kurma juga. Jadi bisa kuat seharian.”
Lingkungan yang enggak akrab dengan puasa
Mayoritas orang di Korea enggak berpuasa, oleh sebab itu banyak dari mereka yang bingung melihat Mutiara yang puasa.
“Mereka khawatir sama kesehatanku dan mikir aku bakal sakit kalau puasa.
Tapi setelah dijelaskan, mereka jadi paham kok.
Mereka juga penasaran pengin tahu lebih lanjut.”
Mutiara juga mengakui pernah mengalami diskriminasi di Korea.
“Orang Korea yang tinggal di daerah pedesaan sering salah paham karena cuma tahu Islam dari pemberitaan di media aja.
Sering ketika melihat kita yang berhijab, mereka langsung menghindar karena takut.
Tapi kalau di kota besar sih sudah enggak kayak gitu.
Mereka menghargai dan toleran kok.
Cuma kadang kepo banget, sampai penasaran megang-megang untuk ngintip rambutku di balik hijab, terutama ahjumma-nya (wanita di atas 30 tahun)”
(Baca juga: Buat Kita yang Lagi Ujian di Sekolah, Pakai 4 Tips Ini Agar Tetap Kuat Selama Puasa!)
Namun, pengetahuan dan rasa ingin tahu orang Korea terhadap Islam sudah semakin tinggi saat ini.
“TV di Korea sudah mulai menyiarkan tentang Ramadan karena Islam di Korea meningkat tajam.
Jadi kalau ketemu orang di jalan, mereka suka menyapa ‘Kamu lagi puasa ya? Semangat!’
Senang banget deh!”
Susah mencari makanan halal
Disebabkan mayoritas orang Korea bukanlah beragama Islam, makanan halal pun menjadi suatu yang langka di sana.
Oleh sebab itu, Mutiara lebih memilih untuk memasak sendiri di rumah.
“Beli bumbu dan bahan-bahan untuk makanan Indonesia bisa lewat online shop, jadi mudah.”
Mutiara juga memiliki makanan Korea favorit yang cocok dijadikan makanan berbuka puasa.
“Aku suka samgyetang! Samgyetang tuh sup ginseng ayam yang enak banget dan porsinya banyak. Sudah enak, sehat pula!”
(Baca juga: 10 Makanan Manis Khas Korea yang Cocok Untuk Takjil Saat Buka Puasa. Pengin yang Mana?)
Berkumpul dengan teman-teman Muslim di Korea
Berpuasa di negara lain bukan berarti bikin pengalaman puasa Mutiara jadi kurang berkesan.
Setiap Sabtu, dia biasa berkumpul dengan teman-teman Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Seoul.
Saat Lebaran, Mutiara menjalankan ibadah salat Id di masjid khusus Indonesia.
Lalu dilanjutkan dengan halal bi halal di KBRI Seoul. Seru!
(Baca juga: 12 Lagu Religi Ini Pasti Pernah Kita Dengar Selama Ramadan. Tapi Enggak Tahu Judul & Penyanyinya)
Kangen sama Indonesia
Selama lima tahun tinggal dan menjalani puasa di Korea, tentunya Mutiara merasa rindu suasana puasa di Indonesia.
“Paling kangen sama ngabuburitnya dan buka puasa bersama keluarga.
Kangen juga sama takjil-takjil yang ada selama bulan puasa.”
Mutiara pun mengganti ngabuburit dengan mendengarkan ceramah di YouTube atau jalan-jalan dengan keluarga saat weekend.
Walau ada beberapa tantangan saat berpuasa di Korea, Mutiara tetap menikmati puasa dan Lebaran di Korea.
“Di sini aku bertemu banyak orang perantauan dengan nasib dan perasaan yang sama di Korea. Jadi seperti punya keluarga baru,” tutupnya.
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR