Buat kita yang menjalani ibadah puasa di Indonesia, mungkin enggak menemui kendala yang berarti.
Puasa selama kurang lebih 13 jam kita jalani bersama-sama dengan banyak teman. Belum lagi di saat buka puasa selalu ada banyak takjil enak yang dijual murah di berbagai tempat.
Tapi gimana dengan teman-teman kita yang lagi menjalani puasa di negara yang waktu puasanya jauh lebih lama ya?
Kepada cewekbanget.id, Soya Tiffany, seorang mahasiswa Psychology di The University of British Columbia ini membagikan pengalaman puasanya di Kanada untuk kita semua.
Yuk simak cerita cewek yang menjalani puasa 18 jam sehari di Kanada berikut ini.
(Baca juga: Menu Buka Puasa dan Sahur Favorit 5 Seleb Indonesia)
Hi, Tiffany. Ceritain dong gimana sih suka dan dukanya ibadah puasa di Kanada? Tantangannya apa aja?
“Karena waktu puasa di sini jauh lebih panjang daripada di Indonesia, jadi sebenarnya lebih banyak tantangannya sih dibanding sukanya, ha-ha.
Pertama, suasana puasa di Indonesia dengan di Kanada itu berbeda banget.
Di sini aku enggak denger suara adzan, enggak ada street food spesial Ramadhan, kemudian juga cuaca di sini lagi terik banget karena sedang memasuki musim panas, suhu paling panas bisa mencapai 33° Celcius.
Apalagi di sini kan aku juga enggak sama keluarga, jadi enggak ada yang memotivasi aku buat kuat berpuasa.
Ditambah lagi saat ini kegiatan aku cukup padat, yaitu kuliah dan kerja part time di restoran.
Jadi, setiap saat aku selalu liat makanan dan minuman.”
Enggak denger suara adzan memang merupakan suatu tantangan ya. Terus gimana dong kamu ngingetin diri sendiri sama waktu berbuka dan Imsak?
"Untungnya di sini ada masjid, jadi aku tinggal buka website mereka untuk tau jadwal berbuka dan Imsak. "
Wah, kalo gitu gimana dong cara kamu menjaga kesehatan supaya kuat berpuasa selama itu? Ada makanan atau minuman khusus enggak yang kamu konsumsi?
“Enggak ada sih menu khusus gitu.
Buat aku sih kalo puasa itu dijalanin aja dengan berbagai kegiatan yang ada, biar waktunya enggak kerasa berlalu.
Malah aku sering banget enggak sahur, soalnya aku susah banget bangunnya.
Kalo pas berbuka, aku biasanya makan di luar, soalnya kan biasanya di sini buka puasa itu jam 9 malem.
Saat itu sih biasanya aku lagi belajar di library, lagi di rumah teman, atau di restoran.
Kalo kebetulan aku lagi di resto, dapet makan gratis deh, he-he.”
(Lihat juga: Tempat Buka Puasa di Tangerang)
Oh, di tempat kamu kerja diberikan perlakukan khusus bagi yang berpuasa ya?
"Sebenarnya sih enggak spesial banget juga, cuma bagi pekerja Muslim memang disediakan cemilan untuk berbuka puasa dan diberikan waktu istirahat yang lebih, he-he."
Tapi, dengan tantangan seberat itu, kamu pernah batal enggak nih? He-he.
"Pernah kok, ha-ha. Biasanya itu kalo aku lagi sakit atau kelewatan jam sahur.
Challenging banget untuk bisa bertahan seharian tanpa makan dan minum."
Yuk, simak kisah Tiffany selanjutnya!
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR