Cerita Cewek yang Aktif dan Punya Segudang Prestasi, Meski Punya Fisik Lemah
Berprestasi di bidang akademik maupun non-akademik memberikan kebanggaan tersendiri buat kita.
Ada banyak banget prestasi yang bisa diraih meskipun kita punya banyak kelemahan dan keterbatasan.
Mahasiswi bernama Fathia Oktaviana atau yang lebih akrab disapa Ocha ini punya segudang prestasi yang sudah ia raih dari kecil lho.
Ini dia cerita cewek yang punya segudang prestasi meskipun kesehatannya sering menurun.
Berprestasi di bidang akademis dan non-akademis dari sejak kecil
“Dari dulu aku suka banget seni dalam bentuk apa aja, makanya prestasiku lebih banyak di bidang non-akademik dibanding akademik, terutama di bidang musik.
Sejak SD aku udah suka musikal dan pengalaman musikal pertamaku dimulai tahun 2008, aku jadi pengisi acara di charity night yang diadain oleh Indonesia-America Education Foundation (IAEF) di Balai Sarbini.
Waktu SMP aku fokus ke dunia musik. Aku pernah jadi ketua paduan suara dan ansambel musik di periode yang bersamaan.
Untungnya dua-duanya bisa ke-handle dan dapat banyak prestasi.
Lanjut di SMA, karena pengin nyoba sesuatu yang baru, aku ikut tari tradisonal dan kadang tetap diminta untuk bantu melatih dan mengaransemen lagu buat vocal group di SMA-ku.
Unit kesenian SMA-ku setiap tahunnya mengadakan pertunjukan teater dan aku selalu jadi musisinya.
Aku juga ikut Paskibra di SMA padahal fisikku enggak kuat banget dan tiba-tiba ditunjuk jadi BPH Paskibra. Sering menang lomba-lomba Paskibra antar SMA juga deh.
Aku sempat dengar audisi Musikal Sekolahan oleh Jakarta Movein tapi enggak jadi ikut karena waktu itu mau UN. Oh ya, aku dapat peringkat ke-25 UN nasional.
Tetap Aktif Saat Kuliah
Di kampus, aku ikut UKM orkestra namanya OSUI Mahawaditra. Sempat vakum 2 tahun karena enggak pede main violin di depan teman-teman
Di tahun kedua juga vakum karena sibuk Jakarta Movein.
Akhirnya aku baru aktif lagi di pertengahan tahun 2016 dan udah ikut dua konser yang mereka adain.
Di jurusanku, di Sastra Jerman, ada pelajaran kesusastraan yang UAS-nya itu nampilin teater. Aku ditunjuk jadi sutradaranya cuma karena aku suka ikut musikal, padahal tanggungjawab jadi pemain dan sutradara itu jelas berbeda.
Untungnya, kelasku dapat nilai yang bagus dan semuanya lulus.
Setiap tahun juga ada acara KulturFest yang nampilin teater di opening ceremony-nya dan aku selalu ikut, entah jadi pemusik atau pemain.
Tahun 2017 ini aku jadi salah satu dari perwakilan mahasiswa berprestasi FIB dari jurusanku.
Meskipun enggak menang dan lanjut di tingkat universitas, aku senang bisa mendapatkan kesempatan menjadi mahasiswa berprestasi.
Di tahun ini juga aku mendapatkan beasiswa Sommerkurs (summer course) dari DAAD untuk berangkat ke Jerman selama satu bulan.
Aktif di Luar Kampus
Waktu baru jadi mahasiswa, aku ikut audisi pertunjukan musikal dari Jakarta Movein yang judulnya "Gemuruh".
Audisinya itu dites menyanyi, akting, dan menari. Eh, ternyata lolos dan akhirnya aku jadi cast batch 2 Jakarta Movein dan sampai sekarang masih suka dihubungi Jakarta Movein untuk isi acara.
Pengalaman di Jakarta Movein menurutku paling berkesan karena skill-ku sekarang jadi jauh lebih berkembang dari yang dulu.
Meski aktif, Ocha ternyata mengalami keterbatasan fisik dan psikologis. Namun, itu enggak membuatnya menyerah. Lihat cerita lengkapnya di halaman selanjutnya.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR