Mengalami bullying apalagi yang menjurus ke area pribadi seperti bentuk payudara pastinya bikin sakit hati dan enggak nyaman.
Hal itu pernah dirasakan Devi (21) yang pernah menjadi korban bully teman-temannya karena memiliki bentuk payudara yang kecil.
Dia sempat merasa trauma dan stress karena perlakuan teman-temannya yang selalu mengejeknya sampai melakukan berbagai cara agar bentuk payudaranya terlihat lebih besar.
Berikut ini cerita Devi yang pernah menjadi korban bullying karena bentuk payudaranya yang kecil sampai bikin trauma.
Diperlakukan Enggak Baik
Kebanyakan orang masih menganggap bully-ing sebagai candaan.
Kata mereka “kan bercanda, kok lo baper sih”. Kata-kata itu yang selalu keluar dari teman-teman Devi ketika mulai membahas bentuk payudaranya yang kecil.
“Teman-teman di kelas sering banget ngatain aku tutup gelas, biji wijen, sampai jalan tol yang rata. Kalau aku kelihatan kesel mereka malah bilang aku baper”
Lebih parahnya lagi, sewaktu Devi masih duduk dibangku SMP teman-teman cowoknya pernah taruhan soal seberapa besar bentuk payudaranya.
“Dulu pernah ada temen cowok yang ngajakin aku “tos”, tapi tau-tau malah megang dada aku. Aku langsung nangis dan pukul kepalanya. Ternyata aku baru tahu kalau dia taruhan sama temannya yang lain tentang dada aku sekecil apa.”
Sempat Stress dan Trauma
“Setelah kejadian itu aku sempat stres beberapa hari jadi jijik kalau inget peristiwa itu dan takut deket-deket sama cowok.”
Aku sempat berpikir apakah aku terlihat aneh dengan bentuk tubuh aku yang seperti ini sampai orang-orang selalu mengejekku.
Aku juga pernah beberapa kali mencari cara supaya bentuk payudaranya enggak kelihatan terlalu kecil.
“Aku jadi kepikiran buat bikin payudara aku terlihat lebih besar supaya enggak dikata-katain lagi. Aku mulai membeli bra dengan busa yang lebih tebal.”
“Pernah juga aku membeli minyak bulus, soalnya sahabatku bilang kalau minyak bulus bisa membuat payudara kita jadi lebih besar. Tapi enggak ngefek apa-apa menurut aku.”
Aku juga suka kesel kalau pakai baju yang modelnya bagus tapi cocoknya dipakai cewek yang dadanya lebih besar. Misalnya kebaya atau baby doll dress.
Sekarang Lebih Bersyukur dan Menerima Kekurangan
Sampai sekarang Devi mengaku masih ada saja yang mengejek bentuk payudaranya, tapi Devi merasa lebih positive thinking dengan bentuk tubuhnya sekarang.
Aku sekarang semakin sadar kalau bentuk tubuh setiap orang berbeda-beda. Menurut aku, ukuran sesuai dengan tinggi badan dan tulang aku yang kecil. Selama masih normal dan sehat terima aja apa yang aku punya sekarang.
Aku juga ngerasa lebih aman karena pas jalan di tempat umum enggak terlalu diperhatiin orang-orang.
Sekarang kalau ada yang ngatain, aku diemin aja. Kadang aku senyumin aja orangnya, balik lagi yang penting aku sehat jadi enggak peduli omongan orang.
Bullying Bukan Bercanda
Yang terjadi pada Devi sebenarnya sama saja dengan bullying.
Bercanda seharus enggak mengejek bentuk fisik seseorang, apalagi membuat korbannya jadi mengalami stress dan trauma.
Jika kita mengalami hal seperti yang dialami Devi sebaiknya kita berani untuk menyampaikan rasa ketidaknyaman kita terhadap orang itu. Bilang pada mereka kalau hal tersebut menyakiti hati kita.
Lalu ketika orang tersebut masih terus mem-bully kita sebaiknya kita menghindar kemudian sorround yourself with positive people.
Lebih baik kita mendekat sama teman-teman yang bisa appreciate tubuh kita apa adanya.
Last but not least, accept your flaws and embrace it! Kita harus menerima dan sayang sama tubuh kita sendiri dan percaya kalau kita diciptakan unik dan berbeda-beda.
Penulis | : | Jana Miani |
Editor | : | Jana Miani |
KOMENTAR