(Baca juga: 6 Film dan Drama yang Dibintangi Oleh Luhan dan Wajib Kita Tonton)
Hari Hangul
Di tahun 1446, satu set huruf Korea tersebut pertama kali diperkenalkan dengan nama ‘Hunmin chong-um’.
Dalam perhitungan kalender bulan, hari ke sepuluh di bulan ke sembilan tahun 1446 sama dengan tanggal 9 Oktober tahun yang sama pada perhitungan kalender matahari. Tahun 1945, pemerintahan Korea akhirnya meresmikan tanggal 9 Oktober sebagai Hari Hangul.
Terdiri dari 3 bagian
Hangul pada mulanya memiliki total 28 huruf dan hanya digunakan 24 huruf saja di masa sekarang.
Dibagi menjadi tiga bagian, yaitu; Ch’osong (huruf awal konsonan), chungsong (huruf vokal), dan chongsong (akhiran konsonan). Chongsong sendiri merupakan pengulangan dari ch’osong, sehingga bisa disimpulkan jika huruf alfabet Korea hanya terdiri dari huruf konsonan dan huruf vokal.
Memudahkan untuk mengekspresikan arti kata
Sama seperti bahasa-bahasa lainnya, Bahasa Korea juga mengalami perkembangan setiap masanya. Ada banyak kosakata dalam Korea yang sulit untuk diterjemahkan dalam bahasa asing.
Oleh sebab itu, Hangul yang terbilang mudah dimengerti ini menjadi memudahkan rakyat Korea dalam berekspresi.
Selain karena mudah dipelajari, enggak heran kalau anak usia dua atau tiga tahun sudah memahami alfabet ini.
Penghormatan untuk Raja Sejong
Karena mudah dipelajari, tingkat buta aksara di Korea pun semakin menurun.
Sebagai bentuk penghormatan, di tahun 2009, juga diperingati sebagai Hari Hangul ke 563 tahun, patung perunggu Raja Sejong dengan tinggi 6,2 meter pertama kali diperlihatkan ke masyarakat umum. Patung ini bisa kita temui sampai sekarang di Gwanghamun Plaza, Seoul.
Ganadaramabasa, kamu sudah siap belajar Hangul, girls?
(Sumber: zkorean.com, koreajoongangdaily.com)
(Baca juga: Biar Instagram Stories Makin Keren, Contek 10 Tips Berikut Ini!)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR