Sebagai seorang cewek, kita pasti enggak akan melewatkan siklus ini setiap bulannya. Yap, siklus menstruasi yang menjadi keistimewaan kita ini ternyata terkadang juga membawa banyak masalah. Mulai dari mood yang enggak menentu, kram perut, sampai nyeri pada punggung yang bisa berpengaruh pada aktivitas kita.
Nah, emang apa sih pengaruh menstruasi terhadap nyeri punggung yang kita rasakan? Secara ilmiah, berikut adalah alasannya.
(Baca juga: 8 Ide Chat Romantis Buat Pacar Atau Gebetan Untuk Bilang ‘I Love You’)
Konstraksi pada uterus
Saat siklus menstruasi berlangsung, kita pasti akan merasakan nyeri pada bagian tubuh tertentu, terutama pada punggung bagian bawah. Meski tidak langsung dihubungkan, siklus menstruasi sendiri, tapi nyeri yang kita rasakan ini adalah efek dari kontraksi yang terjadi pada tubuh kita.
Yap bener banget, saat siklus berlangsung, ternyata kita juga mengalami kontraksi pada uterus yang biasanya dirasakan oleh yang akan melahirkan. Hanya saja kontraksi yang kita alami ini tidak terlalu kuat jika dibandingkan dengan kontraksi pada ibu hamil.
(Baca juga: Sering Merasa Napsu Makan Meningkat Saat Diet? Ternyata Ini yang Terjadi Pada Tubuh dan Otak Kita!)
Bagaimana kerjanya hingga menimbulkan efek nyeri pada punggung?
Secara ilmiah dapat dijelaskan bahwa kontraksi pada uterus kita akan mebergerak ke syaraf pada bagian pelvis. Secara spesifik, ketika endometrium (dinidng rahim) yang menebal luruh, pembuluh dara yang ada di sekitarnya juga akan mengalami kontraksi, yang akhirnya membatasi jumlah oksigen yang akan mencapai otot terdekat dan sebagai akibatnya kita akan mengalami kram.
Sederhananya, uterus kita terus menekan dan membuat dinding rahim luruh yang akhirnya memicu rasa nyeri pada bagian tubuh lainnya, terutama punggung bagian bawah. Hal ini juga menjadi jawaban mengapa abdomen dan paha kita akan merasa nyeri selama menstruasi seperti nyeri selepas berolahraga.
(Baca juga: Sering Lupa Apa Mimpi Kita Selama Tidur? Ini Cara Supaya Bisa Ingat!)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR