Kadang saking sayangnya kita dengan seseorang, kita merasa punya kuasa untuk memiliki dia seutuhnya. Padahal, bisa saja sebenarnya kita dan dia sebaiknya enggak harus bersama.
Terlepas dengan alasan apa pun yang menjadi latar belakangnya. Beberapa film Indonesia ini mengajarkan kita bahwa cinta tidak harus memiliki, tapi belajar untuk melepaskan. Dijamin bakalan bikin baper!
Posesif (2017)
Segala sesuatu yang berlebihan itu enggak baik, hal itu juga yang digambarkan dalam film ini. Yudhis (Adipati Dolken) jatuh cinta pada Lala (Putri Marino), teman satu sekolahnya. Mereka akhirnya pacaran dan saling menyayangi.
Sayangnya, seiring berjalan waktu, Lala menyadari kalau rasa sayang Yudhis padanya itu di luar batas. Yudhis menjadi terlalu posesif, kadang tega untuk menyakiti Lala secara verbal atau non verbal.
Pada akhirnya, Yudhis sendiri yang menyadari karena ia sayang sama Lala, ia yang harus pergi dari hidup Lala.
Rudy Habibie (2016)
Katanya, cinta pertama itu biasanya hanya untuk dikenang meski tak bisa bersama selamanya. Begitu juga yang dialami Rudy (Reza Rahadian) saat bertemu cinta pertamanya, Ilona (Chelsea Islan) saat mereka kuliah di Jerman.
Saling menyayangi ternyata enggak cukup jadi alasan untuk mereka tetap bersatu. Rudy dan Ilona akhirnya berpisah, karena perbedaan prinsip dan cita-cita.
(Baca juga: 10 Seleb Indonesia yang Pernah Mengisi Soundtrack Filmnya Sendiri. Mana Favoritmu?)
Surat dari Praha (2016)
Hubungan Larasati (Julie Estelle) dan ibunya, Sulastri (Widyawati) enggak pernah berjalan baik. Sampai suatu hari, Larasati terpaksa harus memenuhi wasiat ibunya, untuk mengantarkan sebuah kotak dan sepucuk surat untuk Jaya (Tio Pakusadewo), mantan tunangan ibunya, di Praha.
Kisah ibunya Larasati dan Jaya yang enggak pernah berakhir bahagia, karena Jaya gagal memenuhi janji untuk kembali puluhan waktu silam akibat perubahan situasi politik.
(Baca juga: 5 Film Indonesia yang Menceritakan Karakter Cewek Keren dan Bisa Kita Tiru!)
Perahu Kertas (2012)
Kalau mengambil sudut pandang kisah Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken) tentunya berakhir bahagia. Tapi, bagaimana dengan sisi dari karakter Remi (Reza Rahadian)?
Dia menyayangi Kugy dengan tulus hati, bahkan sudah melamarnya. Sayangnya, ia harus menerima kenyataan Kugy selama ini hanya setengah hati menyayanginya.
Akhirnya yang dilakukan Remi bukan memaksa Kugy untuk bersamanya, melainkan melepaskannya untuk Keenan.
Milli & Nathan (2011)
Film ini punya ending yang enggak ketebak. Milli dan Nathan saling jatuh cinta sejak masih duduk di bangku sekolah. Saat masuk kuliah, mereka terpisah beda kota, tapi kemudian mereka bertemu dan kembali bersama.
Konflik terus terjadi pada hubungan mereka, tapi keduanya saling sayang. Tapi pada akhirnya, mereka justru saling melepaskan satu sama lain.
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR