Sebagai cewek, kita pasti pernah merasa tertarik sama cowok yang telah menjadi pacar orang lain, tapi kita hanya mengagumi dia dari jauh saja. Atau malah sebaliknya, seorang cowok menyukai cewek yang sudah punya pacar.
Namun ada beberapa dari kita yang memilih untuk mendekati cowok itu, meski tahu dia sudah memiliki pacar. Hal ini disebut mate poaching.
Menurut David M. Buss, profesor psikologi di University of Texas, mate poaching adalah peristiwa di mana seseorang berusaha menarik atau merayu orang lain yang sudah memiliki pasangan.
Mate poaching dapat berupa menarik target untuk melakukan hubungan seksual yang kasual (one night stand), atau juga untuk berhubungan secara serius.
(Baca juga: Belajar dari Dokter yang Menembak Istrinya, Ini Cara Menghadapi Pacar Psikopat)
Kenapa ada orang yang merebut pacar orang lain?
Merebut pacar orang lain bukanlah tindakan tanpa alasan, sebab ternyata ada alasan psikologis di baliknya.
Menurut Crystal Hollenbeck, relationship therapist dari H3 Counseling di Orlando, Amerika Serikat, terdapat tiga alasan di balik orang yang berusaha merebut pacar orang lain.
1. Pernah mengalami hubungan abusif
Di beberapa kasus, cewek dengan kepercayaan diri rendah sebelumnya pernah ada di hubungan yang abusif, sehingga mereka enggak lagi percaya sama komitmen.
Sehingga mereka melindungi diri mereka sendiri supaya enggak lagi tersakiti dengan menjalin hubungan yang enggak serius dengan orang yang sudah punya pacar.
Dengan anggapan bahwa orang yang punya pacar hanya mau bersenang-senang tanpa harus terikat hubungan serius dengan mereka.
2. Kepercayaan diri yang rendah
Cewek dengan kepercayaan diri yang rendah biasanya merasa kalau dirinya tidak pantas menjadi kekasih seseorang, karena mereka merasa memiliki banyak kekurangan.
Mereka pun berusaha mendekati orang yang telah memiliki pacar.
Ada rasa kemenangan dan keberhasilan jika mereka berhasil berhubungan atau berpacaran dengan orang tersebut.
Rasa menang inilah yang akan menaikkan kepercayaan diri mereka.
3. Merasa akan mendapat kontrol
Beberapa orang melakukan mate poaching karena merasa memiliki kontrol atas hubungan tersebut, bahwa mereka bisa meninggalkan hubungan itu kapan pun yang mereka inginkan.
Hal ini terjadi karena mereka takut ditinggalkan dan diabaikan.
Peristirwa ini bisa terjadi karena di masa lalu mereka pernah tersakiti akibat ditinggalkan oleh pacar atau diabaikan oleh orang terdekat.
Jadi mereka membutuhkan rasa aman di mana mereka memiliki kontrol pada suatu hubungan.
(Baca juga: Pasangan Kekasih Dianiaya oleh Warga Cikupa, Kenapa Main Hakim Sendiri Bisa Terjadi?)
Dampak negatif merebut pacar orang lain
Apa pun alasannya, merebut pacar orang akan berdampak buruk pada kesehatan mental dan emosional.
Berdasarkan riset dan penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi sosial, Joshua Foster, terdapat beberapa dampak buruk dari mate poaching.
1. Kurangnya empati, sehingga tidak peduli dengan keadaan orang lain.
2. Tidak termotivasi, tidak terkontrol emosinya, dan tidak terorganisir.
3. Nasistik, egois, dan merasa diri selalu benar.
4. Sulit terhubung secara emosional dengan orang lain dan mudah merasa terkekang.
5. Lebih suka sendiri, tidak suka bersosialisasi, menutup diri, dan kurang energi.
(Baca juga: Hollywood dan Pelecehan Seksual. Kenapa Korban Memilih Diam?)
Bukan hanya si perebut yang salah
Terdapat miskonsepsi bahwa cewek yang merebut pacar orang adalah satu-satunya pihak yang salah dalam kejadian ini.
Padahal hubungan dan PDKT bisa terjadi jika dilakukan kedua belah pihak, yakni cewek yang mendekati cowok tersebut dan cowok itu sendiri.
Menurut konsultan pernikahan, Indra Noveldy, dilansir dari Kompas.com, orang ketiga bisa hadir di tengah kehidupan pasangan karena kesalahan pasangan itu sendiri.
Orang ketiga hadir karena salah satu pasangan memberi celah yang cukup besar pada mereka, seperti adanya konflik yang enggak terselesaikan dengan baik atau merasa tidak puas dengan pasangan.
Jika cowok yang telah memiliki pacar ini menyambut PDKT si cewek dan memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya, cowok ini juga merupakan pihak yang salah.
Apa kamu pernah mengalami hal ini girls?
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR