Pemberitaan kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang belakangan ini terjadi memang memiliki dua sisi cerita.
Di sisi pertama, kita merasa lega, pada akhirnya kasus tersebut enggak lagi disembunyikan. Dampaknya adalah, pelakunya bisa diberitakan dan diekspos di berbagai perbincangan publik atau pun media.
Selain itu, pemberitaannya juga bisa memberi pemahaman baru kepada banyak orang, yang mayoritas laki-laki, bahwa perilaku yang selama ini mereka anggap wajar, ternyata bisa membuat mereka berpikir dua kali untuk melakukannya.
Di sisi kedua, pemberitaan tersebut tanpa disadari juga memberi dampak terhadap penyintas atau korban dari pelecehan dan kekerasaan seksual.
Pemberitaan tentang kasus pelecehan dan kekerasan seksual ternyata membawa trauma terhadap kesehatan mental mereka.
(Baca juga: 5 Tanda Kalau Kita Hanya Dijadikan Pelarian Saja Sama Gebetan)
Bagaimana pemberitaan kasus pelecehan dan kekerasaan seksual mempengaruhi korban?
Korban akan membaca berita tentang pelecehan dan kekerasan seksual yang menjelaskan setiap detail mengerikan dari kejadian yang pernah mereka alami.
Korban akan kembali mengingat kejadian tragis yang pernah mereka alami.
Korban akan dipaksa untuk memastikan bahwa perspektif yang disampaikan telah digambarkan dengan tepat. Tujuannya untuk menghindari segala bentuk victim-blaming dan ketidakpekaan banyak orang terhadap isu tersebut.
Korban jadi semakin sering ditanya soal kejadian tragis yang mereka alami. Dan mengulang-ulang kejadian tersebut di pikiran mereka bukanlah hal yang mudah.
Dampak nyata yang terjadi pada korban dan penyintas kekerasan seksual
Secara nyata, enggak sedikit korban atau penyintas kekerasan seksual mengalami trauma sebagai dampak dari pemberitaan kasus tersebut.
Mereka akan sering merasa sedih, marah dan stres. Sering bermimpi tentang kejadian tragis yang pernah mereka alami, hingga tidur dan makan tidak teratur.
Bentuk-bentuk trauma ini adalah hal yang wajar sebagai bentuk dari respon emosional para korban.
(Baca juga: 9 Tanda Kalau Pacar Atau Gebetan Kita Adalah Seorang Sosiopat)
Mengatasi perasaan trauma
Untuk mengatasi rasa trauma yang enggak berkesudahan, korban atau penyintas kekerasan dan pelecehan seksual bisa melakukan beberapa hal seperti; mengatur napas dengan sering melakukan latihan pernapasan dan sering melakukan aktivitas di luar rumah, meskipun hanya jalan-jalan di sekitar kompleks perumahan.
Tujuan supaya menghindarkan diri dari banyaknya penderitaan di televisi.
Selain itu, kita juga bisa mengikuti komunitas aktivis yang bergerak melawan kekerasan dan pelecehan seksual.
Dengan mengikuti komunitas tersebut, kita jadi bisa menemukan bantuan support secara mental, serta menenangkan diri bahwa sesungguhnya kita enggak sendirian.
(Baca juga: 7 Tanda yang Tanpa Disadari Menunjukkan Seseorang Adalah Sosiopat. Wajib Tahu!)
Cara Mengetahui Personal Color Agar Lebih Percaya Diri Bersama Wardah, Cuma di Cosmetic Day 2024!
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR