Pergi meninggalkan negara yang selama ini kita tinggali dan hidup sejak kecil bukan hal yang mudah. Begitu juga dengan para pengungsi atau penduduk Korea Utara yang memutuskan untuk lari dari negara mereka.
Menanggung tanggungjawab sebagai ‘pembelot’ yang mengkhianati negaranya sendiri akan selalu dirasakan oleh mereka yang lari dari Korea Utara. Ini 5 kisah menakjubkan pelarian orang Korea Utara. Bikin enggak nyangka!
Park Yeonmi
Park Yeonmi adalah cewek kelahiran 4 Oktober 1993 di Hyesan, Korea Utara dan dia memutuskan untuk pergi meninggalkan negara kelahirannya karena sudah berkali-kali melihat orang-orang terdekatnya yang tewas terbunuh.
Dilansir dari laman telegraph.co.uk, Yeonmi masih berumur 9 tahun ketika dia pertama kali melihat eksekusi seseorang, karena eksekusi tersebut dilakukan di depan umum.
Yeonmi dan keluarganya memutuskan untuk meninggalkan Korea Utara dan lari ke Cina, tapi di Cina pun mereka mendapatkan perlakuan diskriminasi. Akhirnya Yeonmi bisa mencapai Korea Selatan dan dia sekarang menjadi aktivis yang memperjuangkan kesadaran akan mirisnya orang-orang Korea Utara.
(Baca juga : Ini Bukti Solar 'Mamamoo' bukan Pengungsi Korea Utara sesuai Gosip Enggak Masuk Akal)
Tentara Korea Utara
Baru-baru ini netizen banyak memperbincangkan mengenai seorang tentara dari Korea Utara yang melarikan diri dari negaranya dan terdapat sebuah video pelariannya.
Dilansir dari laman cnn.com, tentara dengan inisial nama Oh ini secara dramatis lari menyeberangi perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan dan sempat mengalami luka tembak dengan pendarahan yang cukup parah dan berhasil diselamatkan oleh tentara Korea Selatan.
Dilansir dari laman alkpop.com, Oh dibawa ke Ajou Universuty Hospital di Suwon dan ditangani oleh dokter Lee Cook Jong. Fyi, selama masa pemulihan Oh banyak mendengarkan lagu Kpop dan dia mengaku sebagai fans dari Girls Generation, lho!
(Baca juga : Satu-Satunya Girlband di Korea Utara, Ini 6 Fakta Tentang Moranbong Band)
Hyeonseo
Dilansir dari laman dailysignal.com, Hyeonseo yang lahir dan tumbuh sejak kecil di Korea Utara, dia percaya bahwa Amerika adalah jahat dan Korea Selatan lagi krisis dan menderita kelaparan, serta Korea Utara adalah negara terbaik yang ada.
Hyeonseo mengaku semua orang Korea Utara mempercayai hal ini. Lalu dia lari dari negaranya saat berumur 17 tahun, dengan mengungsi ke Cina terlebih dahulu.
Pada saat itu dia menyadari kalau selama ini dia dan semua orang Korea Utara telah di-brainwash dan dibohongi mengenai dunia luar.
Daniel
Dilansir dari laman news.vice.com, Daniel melakukan pelarian dari Korea Utara sat dia berumur 19 tahun dengan menyeberangi sungai Yalu yang membeku dan masuk ke dalam hutan menuju Kota Cina.
Dia berani untuk melakukan pelarian ini karena dia pernah ke Cina sebelumnya bersama orang yang dia panggil paman dengan menyeberangi sungai ini.
Motivasi lainnya adalah karena setiap hari di Korea Utara dia melakukan hal yang sudah diatur dan saat itu dia dan keluarga lagi menderita kelaparan.
Dia kabur meninggalkan Korea Utara sendirian tanpa pamitan dengan keluarganya, karena dia tahu kalau dia bilang akan melarikan diri maka keluarganya pasti akan melarangnya. Setelah berhasil melarikan diri, Daniel kini menjadi seorang Chef Sushi di Amerika.
(Baca juga : 7 Fakta Menarik Tentang Korea Utara yang Mungkin Belum Kita Tahu)
Dzhon Khen-mu
Dzhon bisa berhasil kabur meninggalkan Korea Utara karena dia telah membuat keterangan kematian palsu!
Dilansir dari laman theguardian.com, Dzhon mulai khawati ketika teman-temannya satu per satu mulai menghilang dan ditemukan tewas, dia merasa bahwa akan tiba saatnya dia juga bakal mengalami hal yang sama.
Walaupun dia memiliki pekerjaan yang bagus dan mempunyai pendapatan yang cukup besar, dia memutuskan untuk kabur dari negaranya tersebut.
Baginya sangat berisiko jika kabur membawa keluarganya, jadi dia memutuskan untuk kabur seorang diri dengan memalsukan kematiannya agar istri dan dua anaknya enggak terkena imbas dengan menjadi anggota keluarga dari ‘pembelot’.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR