Baik lewat lirik lagu, interview, dan lewat acara radio Blue Night, tanpa disadari Jonghyun banyak memberikan quotes inspiratif yang related banget sama kehidupan kita.
Bisa dibilang, quotes ini akan menghibur kita di saat sedang sedih. Sayangnya, ketika Jonghyun berhasil mengobati dan menghibur banyak orang, Jonghyun sendiri juga merasakan luka.
Mengenang sosok keren ini, berikut 12 quotes inspiratif dan menyentuh Jonghyun 'SHINee'. Bisa jadi penyemangat saat sedih.
"Aku rasa kita tidak seharusnya bereaksi terhadap semua hal dalam hidup.
Namun ketika seseorang mengkritikmu, kamu harus memahaminya dan mengubah pemikiranmu. Aku rasa ini hal dasar dalam proses pembelajaran."
"Kamu seharusnya tidak pernah berkata pada seseorang bahwa 'kamu bukan satu-satunya yang menderita', 'semua orang menyukaimu,' atau 'kalau kamu punya keberanian untuk mati, kamu bisa hidup.'
Luka fisik dan luka psikologis itu berbeda. Aku harap setiap orang akan berpikir dua kali bahwa luka itu ada meski kamu tidak melihatnya."
"Hidup adalah tentang pertemuan dan perpisahan. Aku percaya bahwa kita tumbuh dalam proses itu. Saat ini, memang menyedihkan tapi kita akan bertemu lagi.
Aku harap hari itu akan segera datang dan kita bisa saling menyapa dengan perasaan yang lebih hangat."
"Sangat menyenangkan kita bisa berbagi warna dan aroma yang sama. Meski kamu menjelaskannya secara mendalam. mereka yang tidak punya pengalaman yang sama tidak akan pernah bisa memahaminya sepenuhnya.
Kita berbagi hal keren ini, kamu dan aku. Jadi, yang ingin kukatakan adalah, takdir bukanlah sesuatu yang jauh. Kita ditakdirkan. Aku hanya ingin bilang itu. Kamu dan aku, kita ditakdirkan,"
"Waktu terus berlalu. Waktu hanya akan terasa berjalan lambat ketika kamu mengalami hal berat.
Jika kamu mencoba menikmati waktu, semuanya akan baik-baik saja."
"Setidaknya sekali, menangislah keras-keras. Bercerminlah dan lepaskan semuanya. Aku menangis seperti itu sebelumnya dan orang lain juga akan mengalami hal seperti itu.
Bersemangatlah. Kamu tidak sendirian."
"Tidak ada jalan pintas untuk kesempurnaan. Yang kamu butuhkan hanyalah kerja keras dan kerja keras."
"Aku harap kamu akan memikirkan hari-hari kamu menangis sendirian adalah hari paling indah dalam hidupmu.
Sehingga kamu akan menyadari bahwa hidupmu sangat indah. Aku berjanji, aku akan menuliskan janjiku."
"Aku tidak suka traveling. Dan jika aku punya waktu kosong, aku lebih suka diam di rumah.
Aku cenderung menyukai berada di satu tempat di mana aku bisa mengerti siapa diriku yang sebenarnya dan bagaimana aku biasanya."
"Aku bicara tentang luka yang aku dapatkan sepanjang hidupku. Luka yang aku kumpulkan ketika aku melanjutkan hidupku. Aku sering menyebutkan--luka saat tumbuh dewasa.
Kamu tahu, kan, bagaimana seseorang mendapatkan stretch mark di kulitnya ketika kita tumbuh?
Ketika kecil, aku pernah penasaran kenapa seseorang harus tumbuh dewasa? Itu karena aku tidak suka melihat stretch mark itu di kulitku.
Andai saja aku bisa tetap seperti ketika aku kecil, aku pasti tidak akan memiliki stretch mark itu. Aku tidak harus melalui masa terluka saat tumbuh dewasa. Kenapa kita harus dipaksa dewasa?
"Aku rasa, alasan orang-orang tetap tumbuh meski harus mengalami luka dan menderita, sederhananya adalah karena ini selamat.
Jadi, agar bisa selamat, kita pun harus mengobati luka di diri kita dan melewati luka itu. Aku juga punya luka ketika mencoba untuk tumbuh dewasa dan kurasa harus mengobati semua luka itu."
"Jika kamu ingin tumbuh dewasa, kamu harus membuang perasaan itu. Kecuali kalau kamu ingin terperangkap dalam dirimu dan mati, kamu harus tumbuh dewasa, seberapa pun menyakitkannya itu.
Namun, jika kamu berhenti karena takut, pada akhirnya tidak akan bisa dielakkan kalau pikiranmu tidak akan pernah dewasa."
"Aku punya rencana untuk bahagia. Aku sudah memikirkan hal ini selama enam bulan terakhir. Tentang kebahagiaan.
Pandanganku tentang hal itu memiliki kemungkinan untuk menyiksaku. Untuk orang sepertiku, tidak mudah untuk bahagia. Meski di sisi lain, aku harus tumbuh dewasa."
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR