Miralti adalah illustrator asal Indonesia. Bukan hanya mengilustrasikan, Alti begitu ia biasa disapa, juga bisa mewarnai meskipun sedikit. Bekerja sebagai illustrator di marvel sama dengan bekerja di tempat lain sebenarnya girls. Miralti menunggu skrip yang dikerjakan oleh writer dan baru ia bisa memvisualisasikannya melalui gambar.
“Kebanyakan orang Indonesia kan berpikiran kalau penulis komik itu ya yang menggambar juga, padahal berbeda. Makanya, writer asal Indonesia itu belum ada,” katanya.
Sama dengan Sunny, Miralti juga pernah mengalami kesulitan selama bergabung di Marvel.
“Aku ngerasa kesulitan saat disuruh menggambar satu karakter x-men, referensinya enggak ada karena itu karakter lama, sehingga aku merasa terhambat,” kata cewek lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain, ITB ini.
Ada 4 komik yang sudah ia hasilkan sampai saat ini, untuk komik ke-5 nya sedang dalam proses pengerjaan. Star Lord, Kitty Pride, The New X-Men ’92, dan Gweenpool merupakan karya-karyanya.
Saat ini, Miralti mulai sering memasuki perspektif cewek dalam komiknya lho girls. Ia memasukkannya dalam bentuk fashion.
(Baca juga: 5 Superhero Marvel yang Mendapatkan Kekuatannya Akibat Kecelakaan)
Ario Anindito
Comic artist, illustrator, dan movie art director asal Indonesia ini pertama kali mengerjakan proyek komik marvel yang berjudul “Wolvrine” pada 2014. Sampai saat ini, karya yang ia hasilkan sudah mencapai 10 kurang lebih.
Ternyata enggak hanya ikut serta dalam proyek komik Marvel girls. Ario juga mendesain figurine limited edition dari karakter-karakter Marvel seperti Lady Sif dan Beta-Ray Bill. Bagi kalian yang penasaran dengan karya-karya Ario, bisa kalian temukan di instagram.com/arioanin dan arionanindito.daportfolio.com.
Sebagai illustrator, Ario mengaku menghadapi deadline itu sering bikin panik.
“Mengerjakan komik marvel itu kan yang nunggu seluruh dunia ya, jadi kalau lagi ngerjain nih suka deg-degan sendiri. Menegangkan banget kalau lagi berhadapan sama deadline pokoknya,”kata cowok kelahiran Bandung ini. Ternyata, kalau mengerjakan suatu proyek dengan marvel itu honornya dihitung perhalaman lho girls. Namun, sayangnya besaran nominal perhalaman enggak bisa disebutkan oleh mereka.
“Tiap satu proyek itu standarnya 20 halaman, tapi terkadang juga kurang, karena misalkan kita hanya mengerjakan 15, terus 5 halaman lagi orang lain yang mengerjakan,” katanya.
(Clara Aprilia)
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR