Nominasi untuk piala Oscar sudah diumumkan. Pada ajang ini, setidaknya ada 24 nominasi yang akan diperebutkan. Salah satu nominasi Oscar yang diperebutkan dan dianggap paling bergengsi ialah nominasi Best Pictures.
Berikut 9 rekomendasi film yang harus ditonton dari nominasi Best Picture Oscar 2018:
(Baca juga: Daftar Perempuan Pencetak Sejarah di Piala Oscar! Inspiratif Banget!)
Call Me by Your Name
Film yang memiliki setting di Italia tahun 1983 ini menceritakan tentang Elio, seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang memiliki ketertarikan dengan asisten peneliti ayahnya, Oliver.
Elio memiliki seorang pacar bernama Marzia, namun ia juga tidak bisa memungkiri bahwa dirinya tertarik dengan Oliver.
Elio diperankan oleh Timothee Chalamet dan Oliver diperankan oleh Armie Hammer. Untuk perannya ini, Timothee Chalamet juga mendapat nominasi Best Actor.
Darkest Hour
Ketika Perang Dunia II dimulai, nasib Eropa Barat bergantung pada Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill.
Winston Churchill yang diperankan oleh Gary Oldman dihadapkan pada dua pilihan apakah akan melakukan negosiasi dengan Hitler untuk bersekutu atau memilih bergabung dalam perang yang luar biasa.
Nonton film ini bisa sekalian belajar sejarah, nih.
Dunkirk
Prancis mengalami kekalahan di tahun 1940 yang menyebabkan tentara sekutu mundur dari wilayah perbatasan antara Perancis dan Belgia.
Jerman mengepung hampir seluruh wilayah Inggris dan Perancis. Tommy yang diperankan oleh Fionn Whitehead merupakan salah satu tentara Inggris yang berhasil selamat dari kepungan Jerman ketika berada di Dunkirk.
Perjalanan panjang tentara Inggris untuk kembali ke Inggris lewat Dunkirk ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah dan seru untuk diikuti kisahnya.
Get Out
Film dengan genre misteri-thriller ini disebut-sebut sebagai salah satu film yang paling sempurna karena hampir tidak ada kesalahan dalam pembuatan film ini.
Chris Washington terpaksa menyetujui keinginan kekasihnya Rose Armitage untuk bertemu dengan orang tua Rose. Chris yang berkulit hitam awalnya tidak menginginkan pertemuan itu, namun Rose tetap memaksa.
Akhirnya Chris bertemu dengan orang tua Rose, namun sejumlah kejadian aneh terus terjadi di rumah orang tua Rose.
Lady Bird
Christine atau Lady Bird merupakan seorang cewek berusia 17 tahun yang sangat artistik. Rambutnya yang pendek dan berwarna merah membuatnya sangat terlihat unik.
Lady Bird menginginkan kuliah di New York karena ia merasa hidup yang dijalani di California terlalu membosankan. Perjalanan Lady Bird baru akan dimulai dan hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah.
(Baca juga: Spoiler Alert! 5 Perbedaan Novel Dilan dengan Filmnya. Wajib Nonton!)
Phantom Thread
Mengambil setting di London pada tahun 1950, film ini akan bercerita tentang seorang penjahit dan penata fashion ternama Reynolds Woodcock.
Segala sesuatunya berjalan baik-baik saja hingga Alma muncul di kehidupannya sebagai cinta dan racun bagi Reynold.
The Post
The Post akan menceritakan tentang bagaimana seorang wanita yang bekerja di pers mengungkap berbagai hal yang terjadi di pemerintahan Amerika.
Peperangan yang diharapkan tidak akan terjadi akhirnya terjadi. Pers dan pemerintah saling “berperang” dan menjatuhkan.
The Shape of Water
Genre fantasi, romance, dan drama dalam film ini siap membawa kita pada pertemanan antara seorang “monster” dan manusia. Ellisa merupakan seorang petugas kebersihan di laboratorium penelitian rahasia.
Ia bekerja setiap malam hingga pada suatu waktu ia bertemu dengan “monster amfibi” objek penelitian. Ellisa tidak takut dan menjalin pertemanan dengannya.
Namun, seorang agen mengetahui pertemanan di antara keduanya dan hubungan mereka pun terancam.
Three Billboards Outside Ebbing, Missouri
Film dengan genre komerdi, crime, dan drama ini bercerita tentang perjuangan seorang ibu bernama Mildred. Mildred yang diperankan oleh Frances McDormand ini akan berjuang untuk mengungkap kematian putrinya.
(Baca juga: 10 Soundtrack Drama Korea Paling Iconic Sepanjang Masa. Legendaris Banget)
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR