Penelitian yang dilakukan Tore Nielsen dari Université de Montréal and Dream and Nightmare Laboratory, Center for Advanced Research in Sleep Medicine, Hôpital du Sacré-Coeur de Montréal, membuat hipotesis yang sudah terbukti bahwa pengalaman trauma selama beberapa waktu belakangan bisa memperpendek IAP sehingga mimpi buruk bisa menjadi lebih sering dialami.
Contohnya, di tahun 2011 penelitian yang dilakukan pada 5,020 orang dewasa Hungaria, menghasilkan bahwa mereka yang jauh dari ibu selama paling enggak satu bulan di tahun tersebut, lebih sering mengalami mimpi buruk mengenai pengalaman masa kecilnya.
Penelitian lainnya yang dipublis di journal Dreaming, Nielsen membuat survey pada 27,000 partisipan dan menanyakan mereka mengenai mimpi, tema mimpi yang mereka alami, dan mimpi seperti apa yang paling banyak muncul.
Hasilnya, lebih dari 25,000 partisipan mengalami mimpi mengenai diri mereka ketika di usia 4 tahun atau lebih. Beberapa bahkan bermimpi mengenai umur mereka yang masih satu tahun!
Dan kebanyakan mimpi yang mereka alami adalah mengenai dikejar sesuatu, mimpi jatuh, mimpi terbang, atau bahkan mimpi bertemu setan dan makhluk yang aneh. Sesungguhnya, mimpi-mimpi ini adalah bayangan kita dulu saat masih kecil, girls.
(Baca juga : Antara Introvert dan Extrovert, Siapa yang Paling Sering Punya Mimpi Buruk?)
Jadi kesimpulannya adalah sesungguhnya, mimpi buruk yang orang dewasa alami itu berkaitan dengan kenangan, ingatan, dan khayalan dulu di masa kecil.
Lalu kenapa ada orang yang enggak mengalami mimpi buruk, dikarenakan mereka mengalami infantile amnesia period (IAP).
Dan ketika kita dewasa dan mengalami pengalaman yang buruk, secara enggak sadar kita bisa mengingat masa kecil kita dan mengurangi IAP tersebut sehingga kita jadi lebih sering mengalami mimpi buruk.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR