Enggak semua makanan itu memberikan dampak positif bagi kita. Karena, beberapa makanan bisa berdampak negatif atau justru membahayakan tubuh kita, seperti organ reproduksi.
Yuk lebih hati-hati. 5 makanan ini bisa membahayakan organ reproduksi cewek, lho.
(Baca juga: apakah normal vagina terasa gatal saat menstruasi)
Kopi dan teh
Kopi dan teh mengandung kafein. Sebenarnya, enggak masalah bila minuman ini sesekali dikonsumi. Tapi, kalau kita terlalu sering (lebih dari 500mg per hari), bisa berbahaya juga bagi kesehatan organ reproduksi kita.
Kafein dapat meningkatkan produksi hormon estrogen. Penyakit endometriosis bisa tumbuh karena tingginya hormon estrogen dalam tubuh.
Junk food
Contoh makanan junk food adalah makanan yang digoreng, soft drink, makanan yang manis-manis. Junk food mengandung lemak dan gula yang tinggi.
Makanan-makanan tersebut mengandung sodium, kalori, gula, lemak dalam jumlah berlebihan berbahaya bagi kesehatan organ reproduksi kita. Mulai sekarang, coba sesekali aja ya makan makanan itu.
(Baca juga: jangan makan makanan ini sebelum tidur karena membahayakan kesehatan)
Minuman beralkohol
Alkohol bisa bikin seseorang tambah moody apalagi bagi cewek yang lagi PMS. Mengonsumsi alkohol juga bisa bikin perkembangan lapisan endometrium jadi enggak normal. Ini bisa menyebabkan nyeri luar biasa saat haid.
Makanan kemasan
Makanan kemasan terutama yang dibungkus dengan styrofoam enggak bagus untuk kesehatan reproduksi kita. Bahan kimia karsinogen dari styrofoam menempel pada makanan.
Residu styrofoam ini menyebabkan gangguan pada sistem endokirnologi endocrine disrupter (EDC) dan reproduksi.
(Baca juga: 7 mitos soal labia yang enggak perlu kita percaya)
Ayam broiler
Ayam broiler adalah ayam yang disuntik steroid. Daging ayam broiler biasanya lebih gemuk dan besar. Steroid adalah hormon buatan untuk merangsang pertumbuhan pada ayam.
(Baca juga: hamil tanpa berhubungan seks, bisakah?)
Tapi steroid inilah yang mengganggu sistem hormonal dan bisa membuat kita terserang kista rahim.
(dea)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR