Novel terbaru Dee Lestari, Aroma Karsa, memang fenomenal. Belum dirilis, tapi jumlah pre order sudah mencapai 10 ribu eksemplar. Dan jumlah itu bertambah ketika novel ini akhirnya resmi dirilis.
Secara garis besar, Puspa Karsa berkisah tentang Jati Wesi, pemuda yang tumbuh besar di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang dan dijuluki si Hidung Tikus karena kemampuan indra penciumannya yang luar biasa.
Jati Wesi sangat peka dan bisa mencium aroma yang tidak ditangkap oleh hidung orang kebanyakan. Di perjalanan hidupnya, dia bertemu dengan banyak orang yang kemudian menuntunnya ke Puspa Karsa dan misteri yang menyelimuti masa lalunya.
Selain Jati Wesi, juga ada Tanaya Suma, salah satu direktur di perusahaan kosmetik ternama, Kemara. Penciuman Suma juga sama pekanya dengan Jati, dan sejak kecil dia sudah teobsesi dengan dongeng Puspa Karsa yang diceritakan ibunya.
Salah satu hal yang menonjol dari novel ini adalah karakternya yang sangat kuat dengan beragam permasalahan dan kekuatan mereka. Termasuk, karakter cewek yang menjadi inti dari cerita.
Bahkan bisa dibilang, cewek-cewek inilah yang menjadi penggerak dari cerita ini. Karena itu, ada banyak pelajaran yang bisa kita tarik dari karakter-karakter ini.
Berikut 6 karakter cewek keren dan menginspirasi di novel Aroma Karsa karangan Dee Lestari.
(Baca juga: 8 hal yang dilakukan oleh cewek kuat dan menarik, meskipun sulit)
Tanaya Suma
Suma digambarkan sebagai perempuan sukses yang sudah menjadi direktur di perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia, Kemara. Selain itu, Suma juga seorang perfumer dan sukses mengolah berbagai aroma menjadi parfum Puspa Ananta.
Sama seperti Jati, Suma juga memiliki penciuman yang tajam. Obsesinya terhadap Puspa Karsa membuatnya rela berhenti meminum obat-obatan dan membebaskan penciumannya sehingga dia bisa berinteraksi dengan orang banyak tanpa merasa mual.
Suma juga cewek yang kuat dan enggak mau menyerah, sekalipun banyak yang melarangnya untuk ikut ekspedisi mencari Puspa Karsa. Suma percaya kepada kemampuan dan dirinya, sehingga dia merasa tidak butuh dilindungi oleh siapapun, termasuk ketika dia berada di hutan Gunung Lawu.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR