Menurut Vicky, bersama Dea itu hal yang effortless, enggak perlu jaim atau jadi orang lain buat bikin Dea tertarik. Mereka saling membuat satu sama lain merasa nyaman dengan jadi diri mereka yang apa adanya dan enggak perlu jadi fake hanya untuk membuat orang lain senang.
Sementara itu, sosok Vicky yang baik hati dan geeky yang berhasil memikat Dea. Dea yang pendiam bisa mengimbangi Vicky yang senang ngobrol. Di sisi lain, Vicky merasa Dea adalah pendengar yang baik dan membuat dirinya tenang.
“Sama Dea, gue jadi paham kalau jadi diri sendiri itu lebih bermanfaat dan nyaman, daripada harus jadi orang yang fake.” Ucap Vicky
Ingin Belajar Lebih Dewasa
Sayangnya, hubungan Dea dan Vicky selama SMP hanya berjalan sekitar 1 tahun, Dea mulai terlihat enggak senyaman sebelumnya.
Meski masih sayang, Vicky enggak pengin memaksakan hubungan mereka. Akhirnya mereka memutuskan untuk berpisah.
“Gue merasa dia cuek. Tapi gue menyesal kita putus. Harusnya saat ngerasain itu gue enggak diam aja. Harusnya gue ajak dia komunikasi.” Dea mengakui.
“Gue masih sayang dan nyesek banget pas putus. Tapi demi kebaikan bersama, lebih baik kita belajar dulu untuk jadi lebih dewasa.” Vicky bercerita.
(Baca juga: 8 Quotes dari Teman Tapi Menikah yang Membuat Kita Mengerti Arti Cinta)
Jodoh Enggak ke Mana
Setelah putus, mereka sempat enggak saling kontak selama dua tahun dan punya pacar masing-masing. Tapi entah kenapa, Dea, yang saat itu sedang punya pacar, menghubungi Vicky lagi.
“Enggak tahu kenapa, out of the blue gue hubungin Vicky lagi di tahun 2014. Dia invite gue ke group Line temen-temen SD dan kita jadi ngobrol lagi.” Cerita Dea.
Seperti Ditto, Vicky juga harus kuliah di Bandung. Tapi ini enggak membuat hubungan mereka menjauh. Setiap Dea ada masalah dengan pacarnya, Vicky selalu siap mendengar keluh kesah dan curhatannya dari malam sampai pagi tiba.
Vicky paham banget dengan perasaan Dea dan selalu ada setiap Dea butuh.
“Saat hubungan gue dan mantan gue drama banget (putus-nyambung dan berantem), Vicky selalu ada buat gue.”
Awal 2017, Dea memutuskan hubungan dengan pacarnya saat itu. Dia sempat menyalahkan Vicky, meski akhirnya menyadari kalau itu hanya emosi sesaat dan hubungan dengan pacarnya memang udah enggak sehat.
Vicky, yang enggak pengin jadi musuh, mengajak Dea untuk baikan dan akhirnya mereka bersama lagi sampai sekarang.
“Dulu (saat putus) gue berasumsi dan berharap kalau jodoh enggak ke mana.” Tutup Vicky.
Pelengkap, Petunjuk Hidup
Sekarang Dea dan Vicky sedang sama-sama berusaha untuk bisa melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Dea merasa sudah menemukan orang yang tepat untuk menjadi petunjuk dalam hidupnya dan Vicky sudah menemukan orang yang bisa melengkapi dirinya.
Dari cerita Dea dan Vicky kita bisa belajar kalau cinta itu butuh kesabaran dan komunikasi yang terbuka. Kalau sudah mulai ada perbuatan pacar yang membuat kita enggak nyaman, lebih baik dibicarakan bersama dan enggak dipendam agar enggak terjadi salah paham.
Kita juga harus bersabar menunggu waktu yang tepat dan enggak memaksakan hubungan. Seperti kata Ditto pada Ayu di film #TemanTapiMenikah, “ Cinta itu seperti nunggu bus di halte. Kita harus tahu nomor bus kita buat sampai ke tempat yang kita tuju. Dan kita harus nunggu bus kita dateng. Enggak mungkin kan lo nyampe tempat tujuan lo kalau asal naik bus?”
Well, we wish you the best of luck Dea and Vicky!
Penulis | : | Andien Rahajeng |
Editor | : | Andien Rahajeng |
KOMENTAR