Setiap webtoon memiliki jalan cerita yang unik. Namun, dari sekian banyak webtoon dengan jalan cerita unik, terdapat 5 webtoon yang cocok jadi film.
Berikut 5 webtoon Indonesia yang cocok dijadikan film:
BACA JUGA: 5 Film Indonesia yang Ceritanya Enggak Bisa Ditebak Sampai Akhir
My Pre-Wedding
Sebelum ada webtoon ‘Pasutri Gaje’, Annisa Nisfihani membuat webtoon berjudul ‘My Pre Wedding’. Hadir dalam genre komedi-romantis, webtoon My Pre Wedding bercerita tentang seorang PNS petugas Kecamatan bernama Adimas yang tiba-tiba melamar Adelia yang juga PNS namun di suatu desa.
Kisah Adimas dan Adelia yang kocak akan sangat menyenangkan jika diangkat jadi sebuah film.
SEKOTENGS (Sekumpulan Koas Sok Gantengs)
Persahabatan Ezra, Raka, Vino, dan Dean yang merupakan koas di sebuah rumah sakit cocok diangkat menjadi sebuah film karena moral dan nilai yang terkandung dalam SEKOTENGS sangat menyentuh.
We Are Pharmacists
Jika SEKOTENGS mengambil tema tentang anak-anak kedokteran, apoteker di angkat dalam webtoon buatan Qoni ini.
Selain pelajaran hidup dan sisi komedi yang dapat kita ambil dalam webtoon ini, jika dijadikan film, maka filmnya akan menambah koleksi tentang tenaga kesehatan selain dokter.
BACA JUGA: 8 Pasangan Paling Romantis Film Indonesia di Paruh Waktu Pertama 2018
Eggnoid
Archie The Red Cat merupakan sosok di balik webtoon Eggnoid. Webtoon ini bercerita tentang hidup Kirana yang tiba-tiba menjadi berwarna karena sosok Eggy. Namun, Eggy adalah cowok yang keluar dari telur.
Sesuai genre di webtoon, film ini juga akan menjadi film fantasi yang seru abis!
Terlalu Tampan
Kalau webtoon komedi yang satu ini memang akan dijadikan film. Bercerita tentang keluarga Mas Kulin dan Mas Okis yang memiliki wajah super ganteng hingga jadi incaran banyak orang.
Ide cerita dan tema dari webtoon ini membuat Terlalu Tampan cocok diangkat jadi film dengan jadwal rilis di 2019 mendatang.
BACA JUGA: 5 Webtoon Indonesia yang Cocok Jika Dijadikan Drama Korea. Favorit!
Penulis | : | Kinanti Nuke Mahardini |
Editor | : | Kinanti Nuke Mahardini |
KOMENTAR