Diplomat, pekerjaan ini pasti menjadi impian semua orang khususnya yang kuliah di jurusan Hubungan Internasional.
Wajar sih, karena kebanyakan dari kita yang memilih kuliah di jurusan Hubungan Internasional, goalsnya ya, jadi Diplomat.
Eits, tapi udah pada tau belum sih, kalau untuk menjadi Diplomat itu kita harus mengikuti tes CPNS di Kementerian Luar Negeri lho, girls!
Nah, biar enggak terlalu blank dengan pekerjaan ini, yuk simak cerita para Diplomat yang sudah pernah tugas di luar negeri! Seru banget!
BACA JUGA : Kompaknya 6 Fashion El Rumi & Marsha Aruan yang Manis Banget!
Jurman, Diplomat KJRI Jeddah 2014-2017
Menjadi seorang Diplomat sepertinya sudah menjadi impian seorang Jurman Nazar. Bermula dari kepeduliannya terhadap Indonesia, Jurman akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kariernya di Kementerian Luar Negeri sebagai seorang Diplomat.
“Nah, akhirnya saya memilih Kementerian luar negeri, karena bisa berkontribusi besar dan less corruptive. Saya enggak pernah mendengar ada orang mempertanyakan (korupsi) individunya atau organisasinya,” lanjutnya.
Selama menjadi seorang Diplomat, Jurman sempat ditugaskan di Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi dari tahun 2013 hingga 2017 lalu.
Selama menjalani tugasnya, Jurman mengaku mendapat banyak sekali pelajaran mengenai perlindungan Warga Negara Indonesia di luar negeri.
Salah satu kejadian yang hingga saat ini enggak bisa ia lupakan adalah saat ia dapat membantu seorang WNI yang masih berusia beberapa bulan sakit dan jantungnya enggak normal.
Saat itu sang ibu sudah pasrah lantaran biaya untuk operasi anaknya sangat mahal, sementara ayah dari bayi tersebut sudah kembali ke Indonesia.
“Saya akhirnya nyoba telepon sana sini ke kenalan dan ada RS universitas yang nerima tanpa bayaran,” kenangnya.
Saat itu, ia juga harus mencari donor darah untuk si bayi. ”Saya enggak mau cari donor darah orang asing, karena saya enggak bisa berkomunikasi dengan lancar dan enggak mau ada kejadian apa-apa. Tapi untungnya banyak staf di KJRI yang mau bantu,” lanjutnya.
Saat sang bayi menjalani operasi sekitar delapan jam, Ia mengaku terus menemani ibu dari bayi tersebut yang sudah pasrah.
Untungnya, selesai operasi dokter mengatakan bahwa bayi tersebut dapat hidup. Jurman mengaku saat itu ia merasa lega karena semua perjuangannya terbayarkan.
“Bayinya dirawat 2-3 minggu sampai siap pulang, saya jemput karena saya tandatangan semua dokumen. Saya sampai di RS lihat anaknya bisa ketawa, bekas operasi dari dada sampai perut, dia sehat dia udah enggak biru. Saya enggak merasa saya menyelamatkan dia, tapi saya merasa senang karena melihat bisa seorang anak manusia masih punya harapan hidup, itu luar biasa banget buat saya,” katanya.
Menurutnya, tantangan dalam pekerjaan adalah suatu hal yang biasa. Justru ia merasa jika pekerjaannya sebagai Dipolmat membuatnya enggak berhenti belajar.
BACA JUGA : Ini 12 Ide Topik Chat Asik Berdasarkan Zodiak Gebetan! Wajib Dicoba!
“Proses belajar yang enggak pernah berhenti, karena itu the most precious thing.
Pengalaman juga sih. Seseorang bisa punya banyak uang, bisa keliling dunia, bisa jadi enggak bisa mendapatkan pengalaman yang saya dapatkan. Enjoy, bekerja itu intinya cuma 2, ikhlas dan komitmen,” tungkasnya.
Meskipun banyak tantangan Jurman mengaku sangat menyukai pekerjaannya sebagai Diplomat. Karena menurutnya menjadi Diplomat adalah salah satu cara dirinya berkontribusi untuk negara ini.
“Diplomat itu never ending story, karena banyak banget pengalaman yang bisa didapatkan.
Kita kalau mau jadi diplomat harus terus belajar,” ucapnya.
“Ada saat-saat kita bakal menghadapi hal-hal yang enggak terduga dan itu butuh skill dalam hidup,” lanjutnya.
Menurutnya jika kita ingin menjadi Diplomat, jangan silau dengan profesinya karena menjadi diplomat itu menjadi bagian dari sistem pemerintahan indonesia yang tujuannya tentu membawa bangsa ini menjadi lebih baik.
“Enggak bisa mengharapkan materi lebih, tapi percaya kalau kita punya komitmen yang ikhlas menjalani profesi, kita bakal mendapatkan apa yang kita cari dalam hidup, dan saya mendapatkan itu (tujuan hidup),” tutupunya.
Baca Juga : 5 Drama Korea Baru yang Tayang Oktober 2018. Seru Semua Lho!
Maulana Akbar Diplomat KBRI Sana’a, Yaman 2014-2015 dan Beijing, Cina 2015-2017
Berbeda dengan Jurman, alasan Maulana Akbar ingin menjadi Diplomat sangat simpel dan unik.
Ia mengaku tertarik dengan pekerjaan ini sudah sejak kecil, karena ia ingin berkeliliku dunia. Sehingga saat kuliah, ia memilih jurusan Hubungan Internasional.
Sejak berkarier sebagai Diplomat, cowok yang biasa disapa Akbar ini juga mengaku mendapat banyak sekali pengalaman selama bertugas di dunia negara tersebut.
Bahkan, saat bertugas di Sana’a, Yaman, Akbar memiliki pengalaman yang mungkin enggak bisa ia lupakan.
Kala itu, negara tempatnya bertugas memang tengah dilanda konflik dan banyak sekali serangan udara.
“Kebetulan saat saya disana sedang ada perang genting dan KBRI kita kena serangan. Jadi, ada serangan dari udara dan posisi KBRI enggak strategis dan dekat dengan gudang senjata yang dijadikan target penyerangan,” kenangnya.
Lebih lanjut Akbar bercerita jika beberapa orang dari KBRI mengalami cedera, tetapi masih selamat.
“Alhamdulillah, semuanya selamat walaupun ada korban yang cukup parah juga,” katanya.
Saat itu Akbar mengaku support dari teman-temannya menjadi salah satu penguat dirinya untuk menghadapi hal tersebut.
“Kalau trauma yang gimana gitu sih enggak, tapi memang sempat cuti dulu sebentar. Untungnya, setelah seribu hari ditugasin disana, saya dipindahkan ke Beijing,” jelas.
BACA JUGA : 6 Film Indonesia yang Tayang Oktober 2018. Mana yang Ditunggu?
Namun, penugasan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian penyerangan. Karena sejak awal Akbar memang sudah akan ditugaskan di dua negara tersebut.
Sementara itu, salah satu duka selama bertugas di luar negeri adalah kangen rumah atau homesick.
“Yang paling enggak enak dan sering dirasa itu homesick ya, kalau lagi tugas di luar. Walaupun kita bisa cuti tapi tetap aja (homesick)” ujarnya.
Dalam wawancara dengan cewekbanget.id beberapa waktu lalu, Akbar juga mengungkap bahwa enggak sedikit cewek yang menjalani karier sebagai Diplomat.
Menurtnya meskipun cewek itu sering dapat kendala dari keluarga, tetapi enggak sedikit Diplomat cewek yang memang enjoy menjalani pekerjaannya
“Walaupun suka ada kendalan dari keluarga. Tapi itu tidak menghambat sama sekali, kok! Terbukti, Menteri Luar Negeri kita sekarang, Ibu Retno Marsudi, Beliau kan Family Woman. Menurutku, pandai-pandainya mengatur waktu saja. Intinya, kalau memang passion kita menjadi seorang Diplomat, ya go for it! Kalau ketertarikannya pada dunai global, isu-isu masa kini, saran Saya sih jangan berhenti lah untuk mencapai cita-cita jadi seorang Diplomat,” ungkapnya.
Akbar mengatakan bahwa ada pertimbangan khusus sebelum seorang Diplomat ditugaskan di sebuah negara.
”Sebelum ditugaskan, dilihat dulu portofolionya, CV-nya dari masing-masing individu. Lalu kemudian akan dibahas untuk ditempatkan dimana cocoknya. Memang ada tim penilainya. Jadi tidak semena-mengirim orang, begitu. Pastinya dengan berbagai pertimbangan, ya,” jelas Akbar.
Menurut Akbar, untuk menjadi seorang Diplomat, kita harus memiliki kesiapan fisik dan juga mental. Selain itu, kita juga harus memiliki kelihaian berbicara dan etika dalam berdiplomasi.
Selain itu, buat kita yang memang ingin mendaftar sebagai CPNS di Kementerian Luar Negeri dan menjadi seorang Diplomat, Akbar memiliki pesan nih!
“Mungkin untuk yang fresh graduate, tetap semangat. Jadi, untuk yang mau ikut tes CPNS, banyak baca khususnya kalau melamar di Kementerian Luar Negeri. Banyak baca koran, isu-isu global terkini harus update dan ya..tambahan bahasa juga penting dan menjadi nilai plus. Pergunakanlah modal (dari dalam diri) yang dimiliki dengan sebaik-baiknya,” tutupnya.
Nah, gimana nih girls! tertarik enggak untuk berkarier sebagai seorang PNS yang ditugaskan di luar negeri?
Penulis | : | Marcella Oktania |
Editor | : | Istihanah |
KOMENTAR