Sekarang, lagi ngetren ojek berbasis aplikasi alias "ojek online" seperti GrabBike dan Go-Jek. Tapi saat pakai ojek online, amankah privasi kita?
Aplikasi ojek yang ada di smartphone pengojek memang memungkinkan mereka untuk dapat melihat nama, nomor telepon, dan alamat tujuan penumpang yang akan diantarkan.
Nah, informasi kita itu takutnya bakal disalahgunakan, apalagi kalau jatuh ke tangan orang yang enggak bertanggung jawab. Apalagi, beberapa hari terakhir masalah privasi pelanggan ojek berbasis aplikasi ramai mencuat di social media.
Beberapa orang yang pernah menggunakan ojek berbasis aplikasi itu mengklaim bahwa mereka digangggu bahkan diteror melalui SMS oleh pengojek yang mendapat penilaian buruk dari pelanggan.
Tapi, apa benar privasi kita enggak aman di ojek berbasis aplikasi atau ojek online?
Baca juga: 4 Hal Yang Perlu Kita Tahu Soal Ojek Khusus Perempuan, Ojek Syar'i
Mengganggu privasi pelanggan bisa dipecat
Menurut Agus, salah satu pengojek berbasis aplikasi, dia enggak pernah mengutak-atik data pengguna jasa yang masuk ke dalam hapenya.
"Mengirim SMS (short message service) yang aneh-aneh ke customer maksudnya? Ya saya ngapain banget kayak-kayak gitu. Saya di-training profesional, kalau hubungan sama customer ya cuma sampai tempat tujuannya aja, abis itu putus," kata Agus yang tengah beristirahat saat ditemui Tribunnews di kawasan Thamrin, Selasa (8/9).
Menurut Agus, semua pengojek berbasis aplikasi di tempatnya bekerja digembleng untuk mengutamakan kepuasan pelanggan. Kalau enggak, hukuman pemecatan bakal menghampiri mereka. Oleh karena itu, Agus enggak pernah berpikir untuk merendahkan pengguna jasa ojeknya.
"Kita itu di-training buat ramah ke customer. Harus bisa ngajak ngobrol seperti teman aja. Makanya kita selalu ladenin apa aja pertanyaan customer saat lagi jalan. Terbuka. Tetapi mungkin ada customer yang mikirnya lain. Kan, orang-orang beda-beda anggapannya," sebut Agus yang berdomisili di kawasan Depok.
Penulis | : | Natasha Erika |
Editor | : | Natasha Erika |
KOMENTAR