13 Reasons Why Season 2 baru saja tayang di Netflix. Melanjutkan cerita dari Season 1, Clay Jensen kini masih berusaha pulih dari trauma akibat bunuh diri yang dilakukan temannya, Hannah Baker. Kini fokus mulai tertuju pada Clay. Diduga dia juga mengalami gangguan kesehatan mental.
Di beberapa episode awal season 2, kita melihat Clay memiliki pacar baru, yaitu Skye. Meski sebelumnya enggak pernah jadi fokus serial TV ini, kini kita mengetahui bahwa Skye mengidap gangguan bipolar. Meski enggak dijelaskan secara eksplisit, kita bisa melihat bahwa Clay juga mengalami suatu gangguan kesehatan mental yang kemungkinan besar adalah PTSD atau Post Traumatic Stress Disorder.
(Baca juga:Bukan Hanya Korban Bullying Saja yang Menderita, Bystander atau Penonton Juga Bisa Mengalami Trauma)
PTSD adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh kejadian yang dianggap pengidapnya mengerikan atau membawa kesedihan yang mendalam. Trauma bisa terjadi karena pengidapnya merasakan sendiri atau menyaksikan kejadian itu.
Dalam kasus Clay Jensen, ia “menyaksikan” Hannah Baker bunuh diri lewat 13 kaset yang berisi rekaman suara Hannah menjelaskan alasan dia menghabisi nyawanya sendiri. Sepeninggal Hannah, Clay jadi sering berhalusinasi seolah Hannah masih ada. Bahkan ia sampai enggak bisa berhubungan dengan Skye karena bayang-bayang Hannah yang masih menghantui.
Selain halusinasi, berikut tanda-tanda seseorang mengalami PTSD seperti Clay Jensen:
(Baca juga: Luka Fisik & 4 Jenis Trauma yang Bisa Dialami Korban Selamat Bom, Serta Cara Mengatasinya)
Mimpi buruk
Di serial TV 13 Reasons Why, Clay kerap kali mengalami mimpi buruk yang berhubungan dengan kematian Hannah. Ini terjadi karena otaknya terus memutar kejadian traumatis itu.
Flashback
Orang dengan PTSD akan sering merasa dan berperilaku seolah kejadian itu sedang terulang lagi, ini biasa kita kenal dengan flashback. Biasanya diikuti dengan gejala fisik seperti bersembunyi/menunduk (terjadi pada veteran perang), berkeringat, susah bernapas, kehilangan control, bahkan pingsan.
Menghindar
Seperti Clay yang jadi lebih sering menyendiri, pengidap PTSD berusaha sebisa mungkin untuk menghindari pembicaran yang berkaitan dengan kejadian yang membuatnya trauma. Orang-orang dan tempat yang berhubungan dengan kejadian pun sebisa mungkin dihindari olehnya. Clay enggak pernah bisa mendengarkan rekaman Hannah sampai selesai dalam waktu singkat.
(Baca juga:5 Kpop Idol Ini Trauma Setelah Baca Fan Fiction Vulgar Tentang Dirinya)
Pikiran dan mood negatif
Pengidap PTSD biasanya jadi emotionally detached atau merasa mati rasa. Di sisi lain ada juga yang emosinya justru jadi meledak-ledak seperti menangis terus atau sangat mudah marah.
Bagaimana mengatasinya?
PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang sangat serius dan untuk mengatasinya diperlukan bantuan psikoterapis dan obat-obatan. Enggak hanya itu, peran keluarga dan orang terdekat juga sangat berarti dalam pemulihan PTSD.
Penulis | : | Andien Rahajeng |
Editor | : | Andien Rahajeng |
KOMENTAR