Para polwan, kata Santo, ada yang pingsan, mengalami sakit dada, bibir terluka, sakit pada kaki dan tangan dan sakit pada pinggang akibat terkena benda keras.
"Polwan yang menjadi korban dilarikan ke rumah sakit," sambung Santo.
Kronologi kejadian Lebih lanjut, Santo menjelaskan, pengaman demo mahasiswa melibatkan Polresta Pekanbaru, Polda Riau, Satpol PP dengan jumlah sekitar 500 personel.
Seluruh personel sudah diimbau untuk mengamankan aksi unjuk rasa secara humanis.
Sekitar pukul 16.00 WIB, massa aksi masuk ke areal kantor DPRD Riau.
Mahasiswa menerobos barisan petugas yang melakukan pengamanan di gerbang kantor wakil rakyat tersebut.
"Aksi dorong-dorongan tidak dapat dielakkan. Pasukan pengamanan berhasil mendorong mundur massa aksi yang nekat ingin menerobos gerbang kantor DPRD," tambah Santo.
Akibat aksi saling dorong inilah bentrokan tak terhindarkan lagi yang menyebabkan polisi dan mahasiswa terluka.
Terkait adanya dugaan pelecehan seksual dan penganiayaan terhadap tujuh orang polwan, pihak kepolisian akan menyelidiki oknum mahasiswa tersebut.
"Sedang dalam penyelidikan," kata Santo. Sementara mahasiswa yang menjadi korban saat ini masih ada yang dirawat di rumah sakit.
"Dari mahasiswa 7 orang korban. Satu orang korban perempuan. Satu korban mahasiswa UMRI (Universitas Muhammadiyah Riau) masih dirawat, sedang satu mahasiswa UR (Universitas Riau) sudah dibolehkan pulang oleh dokter," jawab Presiden Mahasiswa Universitas Riau, Randi Andiyana saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/9/2018).
BACA JUGA : 5 Makanan Ini Terbukti Ampuh Menghilangkan Gejala PMS! Wajib Tahu!
Terkait adanya mahasiswa yang menjadi korban, Randi dan sejumlah mahasiswa sudah membuat laporan ke Polda Riau.
"Kami sudah buat laporan juga. Selanjutnya proses hukum yang berjalan, serta perlawanan kembali dari mahasiswa atas perbuatan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum aparat," jelas Randi
Artikel ini pernah tayang di Nakita.Id dengan judul "Amankan Demo Mahasiswa yang Ricuh, 7 Polwan Jadi Korban Pelecehan Seksual, Begini Kronologinya"
KOMENTAR