Banyak Tumbuh di Indonesia, Teh Penurun Berat Badan Ini Ternyata Narkoba Mematikan. Sudah Ada 152 Korban!

By Kinanti Nuke Mahardini, Senin, 15 April 2019 | 13:31 WIB
Ilustrasi bubuk daun kratom (foto: hellosehat.com)

FDA telah memperingatkan produsen teh kratom untuk berhenti mengiklankan kekuatan kratom secara salah.

Menurut FDA, suplemen di atas telah dikatikan dengan obat yang bisa mengobati depresi, diare, obesitas, diabetes, parasit lambung, tekanan darah tinggi, kecemasa, divertikulitis, penarikan opiat, sampai alkoholisme. 

Meski begitu, hingga kini belum ada studi ilmiah yang memadai dan terkontrol dengan baik yang melibatkan penggunaan kratom sebagai pengobatan untuk pengehntian penggunaan opioid atau penyakit lain. 

Daun kratom sebenarnya obat

Mengonsumsi daun kratom bisa menghasilkan energi hingga mengobati penyakit secara tradisional.

Diare salah satu contoh penyakit yang bisa disembuhkan.

Dilansir dari hellosehat.com, kratom dalam dosisi rendah dapat memberikan efek stimulan. 

Kratom bisa membuat seseorang merasa memiliki lebih banyak energi, lebih waspada, dan lebih bahagia. 

Bahkan kratom sering digunakan untuk meredakan gejala fibromyalgia. 

Fibromyalgia adalah intoleransi terhadap stres dan rasa sakit yang biasanya ditandai dengan nyeri pada tubuh, sulit tidur, hingga kelelahan. 

Kratom dalam dosis tinggi sekitar 10 hingga 25 gram bisa memberikan efek sedatif seperti narkotika. 

Bahkan Drug Enforcement Administration (DEA) mengatakan bahwa konsumsi kratom belerbih dapat menyebabkan gejala psikotik dan kecanduan psikologis.

Baca Juga : Sering Dibuang, Ini 5 Manfaat Jaring Buah yang Jarang Diketahui. Unik!