Exit poll ini enggak mengambil data dari TPS melainkan pemilih yang telah melakukan pemungutan suara.
Penyelenggara exit poll akan mewawancarai pemilih seusai melakukan pemilihan dari bilik suara.
Exit poll sendiri biasanya akan dilakukan jauh sebelum TPS mulai melakukan perhitungan suara.
Pelaporan data dilakukan dengan penyelenggara mengirimkan hasil wawamcara melalui sentral nomor yang telah ditentukan.
Sayangnya, hasil exit poll dianggap kurang teliti.
Harganya untuk melakukan exit poll ini juga cukup mahal karena penyellenggara harus membayar biasa jasa honor untuk pewawancara.
Sama seperti quick count, metode ini cocok digunakan media massa seperti televisi dan radio.
Real count ini menargetkan semua TPS dihitung, artinya data yang masuk adalah 100% dari semua TPS bukannya sampel.
Penyelenggara hanya menyediakan software dan tim untuk menjaga sistem, sedangkan tim untuk pengiriman data akan dikirim oleh saksi yang ada.
Hasil real count ini akurat karena diambil dari semua TPS namun enggak bisa selesai dalam waktu yang singkat karena bukan enggak mungkin masalah sinyal ponsel di desa atau daerah terpencil terjadi.
Biaya real count lebih murah karena penyelenggara enggak perlu menyiapkan dan membayar relawan di TPS-TPS.
Metode real count cocok digunakan oleh KPU, pemerintah kabupetn/kota atau kepolisian.
(*)
Baca Juga : Ini 7 Alasan Cewek Milenial Enggak Boleh Golput di Pemilu 2019!