Nah, kalau kita berangkat dari kota asal menggunakan pesawat, kita bisa mendarat di Bandara Internasional Husein Sastranegara, Bandung. Setelah itu kita bisa lanjutkan perjalanan dengan mobil atau motor ke Tasikmalaya lalu menuju Kampung Naga.
Baca Juga: Belum Pernah Coba, Warga Amerika Merasa Rasa Teh Botol Sosro Aneh. Kok Bisa?
Karena letak Kampung Naga yang berada jauh di bawah tebing, untuk sampai kesana kita harus menuruni sekitar 439 anak tangga.
Walau menempuh jalan yang cukup panjang, tapi kita akan disuguhi dan dibuat terpukau dengan rumah-rumah bernuansa alam yang terbuat dari nipah, kayu, bambu dan daun palem.
Hidup tanpa listrik dan musik
Yang unik dari Kampung Naga Tasikmalaya ini adalah, di tengah gempuran teknologi yang berkembang pesat, warga Kampung Naga menolak tawaran pemerintah akan fasilitas listrik.
Warga Kampung Naga juga enggak memakai gas LPG dan lebih memilih memasak dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tungku. Berbagai kegiatan sehari-hari di desa ini pun dilakukan secara manual.
Keunikan Kampung Naga Tasikmalaya enggak berhenti sampai disitu, lho!
Baca Juga: Kece Maksimal! Kepoin 6 Gaya Kompak Kakak Adik Ala Randy Martin & Vanessa Audy!
Kampung Naga juga melarang siapapun untuk membunyikan musik, girls. Tapi jangan khawatir, sebagai gantinya kita dapat mendengarkan suara alam yang merdu. Mulai dari kicauan burung, suara angin, serangga, air mengalir dan gemerisik dedaunan.
Yup! di Kampung Naga kita benar-benar bisa menyatu dengan alam dan menyepi untuk memperoleh semangat yang baru.
Tanpa listrik, kita benar-benar bisa menikmati malam yang tenang dan damai dengan cahaya remang-remang dari lampu vayer.
Ingin menginap di Kampung Naga?
Nah, buat kita yang ingin menyepi dan merasakan tinggal (menginap) di Kampung Naga, kita harus membuat janji terlebih dahulu dengan pemandu dan enggak lupa meminta izin kepada penduduk lokal.